Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siklus Banjir Lima Tahunan Bisa Terjadi

Kompas.com - 15/10/2011, 02:26 WIB

Jakarta, Kompas - Banjir besar lima tahunan di Jakarta dan sekitarnya berpeluang terjadi lagi. Intensitas siklon tropis berkepanjangan memicu terjadinya banjir besar di Thailand saat ini. Perlu upaya antisipasi banjir pada awal tahun 2012.

Bulan Januari-Februari 2012, ketika posisi matahari tepat di atas Jawa, suplai awan konvektif (awan hujan) dari suhu muka laut yang naik masih tinggi. ”Banjir besar di Jakarta berpeluang,” kata Sonny Setiawan dari Departemen Geofisika dan Meteorologi Institut Pertanian Bogor (IPB), Jumat (14/10), di Bogor.

Saat ini, penyimpangan kenaikan suhu muka laut di Pasifik barat menimbulkan badai berkepanjangan yang menimbulkan hujan lebat hingga banjir di Asia Tenggara, termasuk Thailand. Kondisi itu berpotensi masih akan lama.

Laut mempunyai karakter penyimpan panas yang baik. Akibatnya, anomali suhu muka laut di Pasifik barat itu diperkirakan masih akan terjadi hingga puncak musim hujan di Indonesia, awal tahun depan.

Itu pula, lanjut Sonny, yang membuat siklus banjir besar lima tahunan di Jakarta perlu diwaspadai. Bencana banjir di Thailand bisa menjadi sinyal meskipun belum tentu sama.

Siklus banjir pada puncak musim hujan awal 2012 juga dipengaruhi Osilasi Madden-Julian (OMJ) di Samudra Hindia. Fenomena OMJ itu, pada musim hujan, menimbulkan hujan deras yang berulang pada periode 40 hari hingga 60 hari. Hal itu berpengaruh kuat meningkatkan intensitas hujan, terutama saat puncak musim yang menimbulkan banjir di beberapa lokasi.

Kepala Subbidang Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudiyanto menyatakan, saat ini terjadi anomali suhu muka laut di Pasifik barat, antara 1 derajat dan 2 derajat celsius. Itu menyuplai awan konvektif di kawasan 10 derajat lintang utara atau lebih.

”Seiring pergerakan matahari ke selatan ekuator, potensi hujan besar tetap ada,” kata Kukuh. Saat ini, hujan deras di Thailand selatan sudah berimbas di Indonesia bagian utara ekuator, seperti Kalimantan. Peluang hujan deras akan bergeser hingga ke Jawa.

Puting beliung

Menurut Direktur Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG Edvin Aldrian, paparan matahari saat ini intensif di wilayah selatan Indonesia, ketika garis edar matahari mengarah ke selatan. Hal itu membuat kawasan pesisir yang umumnya dataran mengalami peningkatan suhu, antara 34 derajat dan 35 derajat celsius.

Wilayah Indonesia yang kini memasuki masa transisi dari kemarau ke musim hujan, terutama di kawasan pesisir, kini terancam puting beliung. Kondisi ini berpotensi mengganggu jalur penerbangan dan bandara yang ada di balik bukit dan kawasan pantai.

Di kawasan pesisir Jakarta, angin puting beliung berpotensi terbentuk pada sore hari, yang dipengaruhi oleh angin baratan, yaitu dari arah barat daya.

(YUN/NAW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com