Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Pepi Jadikan SBY Target Bom

Kompas.com - 04/11/2011, 05:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pepi Fernando menargetkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai sasaran bom, mulai dari bom termos yang berada di seberang jalan depan Markas Kodam Jaya hingga bom di Cibubur, tetapi semuanya gagal.

Apa alasan dan motif Pepi menjadikan SBY sebagai target pengeboman?

"Dalam pemahaman terdakwa dalam kenyataannya negara yang dipimpin Presiden SBY saat ini banyak orang-orang yang secara fakta tidak beriman dengan masih kebanyakan korupsi, perzinahan, dan lain-lain," kata Jaksa Penunutut Umum (JPU) Bambang Suharyadi saat membacakan dakwaan di hadapan majelis hakim yang diketuai oleh Moestafa di PN Jakarta Barat, Jakarta, Kamis (3/11/2011).

Bambang mengatakan, Pepi selalu mengikuti langkah kebijakan politik SBY selama ini, apalagi dengan adanya buku berjudul Surat Ulama Kepada Penguasa yang ditulis oleh Abu Bakar Ba'asyir bersama ulama lainnya yang tidak direspons oleh Presiden. "Terdakwa menetapkan Presiden SBY sebagai target bom," imbuhnya.

Diketahui, Pepi merencanakan bom termos dengan meletakkannya di jalan depan Kodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur. "Ketika rombongan SBY melewati lokasi bom maka terdakwa akan menggunakan handphone yang berfungsi sebagai remote bom hingga terjadi ledakan," katanya.

Kelompok Pepi menunggu selama empat hari di lokasi perencanaan ledakan dekat dengan bom sembari menunggu rombongan SBY lewat. Namun, selama empat hari, SBY tidak melewati jalan tersebut. Pepi pun kemudian mencoba remote bom, tetapi tidak aktif lagi dan tidak terjadi ledakan bom. "Terdakwa dan temannya memutuskan untuk tidak mengambil bom tersebut dan membiarkan di lokasi semula," ungkap Bambang.

Selanjutnya, Pepi kembali berencana meledakkan bom saat rombongan SBY melewati Jalan Raya Alternatif Cibubur. Rencana itu muncul saat Pepi sering melihat informasi di media bahwa SBY sering pulang ke rumahnya di Cikeas. "Kemudian tanpa melakukan survei terlebih dahulu, terdakwa merasa yakin bahwa Presiden SBY setiap hari ke rumahnya," imbuh Bambang.

Pepi lalu membuat bom kotak besi dan akan meledakkan bom saat hari masih subuh. Saat akan meletakkan bom pada lokasi yang ditentukan, Pepi melihat lampu mobil patroli polisi. Ia pun khawatir akan ada razia polisi. Maka, Pepi balik arah menuju Cileungsi dan masuk ke Kota Wisata Cibubur. "Terdakwa meletakkan bom di bawah pohon dengan gardu listrik. Terdakwa lalu pulang ke Bekasi," tukasnya. (Ferdinand Waskita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Nasional
MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke 'Crazy Rich Surabaya'

MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke "Crazy Rich Surabaya"

Nasional
Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Nasional
Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Nasional
BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

Nasional
Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Nasional
Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para 'Sesepuh'

Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para "Sesepuh"

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Nasional
Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

Nasional
11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

Nasional
Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Nasional
KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar Rupiah

KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar Rupiah

Nasional
Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Nasional
Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com