Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Repotnya Pola Melingkar KRL...

Kompas.com - 05/12/2011, 10:55 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah dilakukan uji coba selama empat hari terhitung dari tanggal 1-4 Desember, Senin (5/12/2011) ini, pola jalur melingkar kereta rel listrik (KRL) mulai efektif beroperasi. Sayangnya, perubahan pola baru ini justru merepotkan penumpang sehingga kurang disukai.

"Saya kurang menyukai sistem baru ini. Tidak efektif. Waktu tempuh perjalanan menjadi lebih lama," kata salah seorang pengguna Commuter Line rute Serpong-Manggarai, Fathia, kepada Kompas.com di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Senin.

Dia juga mengeluhkan sistem ganti kereta di stasiun transit yang sangat merepotkan. Lantaran hal ini, mau tidak mau dia mesti turun dulu di Stasiun Tanah Abang dan menyambung perjalanan dengan kereta lain yang mengarah ke Stasiun Manggarai.

"Sekarang dari Serpong ke Sudirman saya harus transit di Stasiun Tanah Abang. Lalu nunggu kereta selanjutnya yang arah ke Manggarai," katanya.

Fathia mengatakan, biasanya kereta Serpong berada di jalur 6 saat tiba di Stasiun Tanah Abang, kemudian pindah ke jalur 5 untuk naik kereta yang menuju Manggarai. Untuk perpindahan jalur ini, biasanya ada petugas yang membantu mengarahkan dengan menggunakan pengeras suara.

"Kalau pulang lebih repot lagi, dari Sudirman, saya naik kereta yang menuju ke arah Tanah Abang. Biasanya kereta itu berhenti di jalur 2. Saya harus pindah ke jalur 6 untuk berganti kereta yang ke arah Serpong," ujarnya.

Sementara untuk berpindah dari jalur 2 ke jalur 6 di Stasiun Tanah Abang tidak mudah. Penumpang harus turun tangga stasiun terlebih dahulu dan naik lagi menuju jalur 6. Ini mesti dilakukan karena akan sangat berbahaya jika nekat menyeberangi rel langsung.

"Yang kasihan kalau seperti ini ya ibu hamil. Mesti naik turun tangga. Apalagi kalau keretanya sudah mau datang, jadi agak berlari. Itu kan bahaya," katanya.

Dia juga menyayangkan adanya pola baru ini justru mengurangi jumlah unit kereta yang ada. Jika biasanya dalam satu rangkaian tersedia delapan gerbong kereta dan dua di antaranya adalah kereta khusus wanita, maka saat ini hanya ada enam gerbong dalam satu rangkaian dengan dua gerbong kereta khusus wanita.

"Jadi makin berdesak-desakan karena gerbongnya lebih sedikit. Kalau untuk tarif enggak berubah, tetap Rp 6.000," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com