Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Kapolda Metro Jaya Bantah Semua Tuduhan

Kompas.com - 20/12/2011, 15:31 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kapolda Metro Jaya, Komisaris Jenderal (Purn) Sofjan Jacob, membantah seluruh tuduhan yang ditujukan kepadanya terkait ancaman dan aksi umbar tembakan terhadap sekuriti Taman Resort Mediterania (TRM), Jakarta Utara pada bulan Agustus 2011. Dia mengatakan, semua keterangan sekuriti terkait aksinya itu adalah isapan jempol belaka.

"Saya katakan, saya umbar tembakan itu bohong! Itu hanya mengada-ada, bisa ditanya sekuriti mana yang saya ancam, yang saya katakan menembak dia," kata Sofjan, Selasa (20/12/2011), saat ditemui Kompas.com di rumahnya di perumahan Taman Resort Mediterania, Jakarta Utara.

Bahkan, Sofjan mengaku tidak mengenal Sugeng Joko Sabiran atau Ronny Sugeng, sekuriti yang melaporkannya ke Polda Metro Jaya. "Saya tidak kenal Ronny, saya tidak ada hubungan apa-apa dengan orang itu," katanya.

Sofjan mengaku heran dengan barang bukti empat buah selongsong peluru yang ditemukan di dekat gedung tenis meja. "Punya siapa itu? Senjata siapa itu? Jangan-jangan itu punya dia," ujarnya.

Sofjan juga menyatakan dirinya kini sudah tidak lagi memegang senjata api semenjak pensiun. "Saya sudah tidak pegang senjata api. Tidak ada sama sekali," ucap mantan Kapolda Sulawesi Selatan ini.

Menurut Sofjan, pada bulan Agustus 2011 lalu memang sempat terjadi percekcokan antara sekuriti dengan anggota klub tenis meja All-Star yang berlatih di gedung olahraga perumahan TRM. Klub tenis itu merupakan bentukan Sofjan Jacob dan melakukan latihan rutin di gedung yang juga merupakan pembiayaan swadaya warga. Namun, pada tanggal 3 Agustus 2011, seorang anggota yang bukan merupakan warga TRM dihadang masuk ke dalam. Salah satu rekan Sofjan, yakni Roy Indra Djaja bahkan, dikatakannya, turut ditarik paksa oleh sekuriti.

"Saya tanya alasannya apa? Dia bilang tidak boleh saja. Saya tidak terima aksi preman seperti itu lalu saya lapor perbuatan tidak menyenangkan ke Polsek Metro Penjaringan. Tahu-tahu saya dilaporkan balik di Polda," kata Sofjan.

Lebih lanjut, Sofjan mengatakan, alasan larangan warga luar memakai fasilitas tenis meja sangat tidak masuk akal dan diskriminatif. Dia menuding aturan itu dibuat hanya karena sentimen pribadi.

"Tidak ada larangan itu sebenarnya. Di sini ada sport club ada senam, kenapa hanya tenis meja yang tidak diizinkan orang luar memakai. Saya rasa aturan itu hanya sentimen pribadi orang yang tidak suka saya saja," ujar Sofjan.

"Saya hanya ingin hidup tenteram, saling bertoleransi dan hidup saling menghargai di antara warga di komplek ini. Komplek ini tidak boleh eksklusif," katanya lagi.

Diberitakan sebelumnya, seorang sekuriti yakni Ronny Sugeng mengaku diancam SJ dengan celurit, golok, dan pistol yang diarahkan ke mukanya pada bulan Agustus 2011 lalu. SJ saat itu murka karena Ronny melarang seorang tamunya menggunakan fasilitas olahraga yang diperuntukkan warga TRM.

Sebelum mengamuk ke Ronny, SJ ketika itu juga menghardik sekuriti lain, yakni Kasman dan Ponijan. Di hadapan banyak orang bahkan SJ mengumbar tembakan ke udara sebanyak empat kali. Sebanyak tiga buah selongsong peluru diamankan warga sebagai bukti tindak "koboi" sang mantan orang nomor satu Polda Metro Jaya itu. Peristiwa ini lalu dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com