Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien HIV/AIDS Berusia Produktif, 20-29 Tahun

Kompas.com - 20/01/2012, 17:50 WIB

PADANG, KOMPAS.com - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M.Djamil Padang, Sumatera Barat merawat sebanyak 267 orang pasien penderita HIV/AIDS.

"Jumlah meningkat jika dibandingkan tahun 2010 yang merawat 103 pasien," kata Kepala rekam medik, RSUP M.Djamil Padang, Mandel Yanti, di Padang, Jumat (20/1/2012).

Menurutnya, RSUP M.Djamil Padang mencatat 267 pasien tersebut ada sebanyak 12 orang yang meninggal dunia.

"Angka tersebut juga jauh berkurang jika dibandingkan dengan penderita HIV/AIDS yang meninggal pada tahun 2010, yaitu dari 96 kasus yang ada, sebanyak 19 orang meninggal akibat virus mematikan tersebut," katanya.

Dia menambahkan, berdasarkan catatan yang ada di RSUP M Djamil, penderita HIV/AIDS yang dirujuk tersebut rata-rata berasal dari Kota Padang, Kota Bukittinggi, juga dari Kota Pariaman.

"Pasien HIV/AIDS yang berobat ke RSUP M.Djamil Padang pada kelompok umur produktif yaitu antara usia 20-29 tahun,"jelasnya.

Dia mengatakan, penyebab penularan HIV/AIDS yang terdata di RSUP M.Djamil Padang kebanyakan disebabkan oleh penggunaan narkoba suntik, dimana 36 persen dari jumlah penderita tertular virus mematikan tersebut dari pemakaian benda tersebut.

"Memang untuk penderita, hampir separohnya tertular HIV/AIDS dari narkoba suntik, dan ini yang harus ditekan, agar masyarakat tidak sampai mengidap virus mematikan ini," katanya.

Dia menambahkan, penanganan HIV/AIDS masih sulit dilakukan tidak lepas dari pribadi bersangkutan yang tidak terbuka sehingga sulit untuk mengungkapnya.

Demikian pula kebiasaan di tengah masyarakat apabila salah seorang dari keluarganya mengidap penyakit itu, dia akan dikucilkan dari keluarga.

"Seharusnya, kebiasaan tersebut dihilangkan dan penyakitnya dijauhi sementara korbannya dirangkul sehingga lebih mudah penanganan," katanya.

Tempat terpisah, Ketua Perhimpunan Konselor Voluntary Counseling and Testing (VCT) HIV Indonesia (PKVHI) Sumbar Alfitri, menyatakan, untuk menekan angka penderita HIV/AIDS di provinsi itu perlu adanya pendidikan seks sejak dini.

"Pendidikan seks sejak dini merupakan salah satu cara untuk mencegah dan menekan angka masyarakat yang tertular virus berbahaya dan mematikan tersebut," katanya.

Dia menambahkan, pendidikan tentang seks sejak dini tidak hanya akan berpengaruh terhadap penurunan angka orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) namun juga terhadap pergaulan bebas yang merupakan salah satu penyebab penularan virus mematikan itu.

"Sehubungan dengan itu, pendidikan seks sejak dini tidak hanya perlu dilakukan di sekolah, namun juga harus ada peran aktif orang tua, ulama, dan tokoh masyarakat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com