Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Himpun Kritik dan Saran untuk Berantas Korupsi

Kompas.com - 25/01/2012, 12:39 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (25/1/2012), menggelar dialog dengan para penggiat antikorupsi di Istana Negara, Jakarta. Pada pertemuan itu, Presiden hendak menghimpun kritik dan saran terkait pemberantasan korupsi di Indonesia.

Turut hadir dalam dialog itu, antara lain, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf, Jaksa Agung Basrief Arief, dan Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo. Dari kalangan lembaga swadaya masyarakat hadir, antara lain, Koordinator Indonesia Corruption Watch Danang Widoyoko, Sekretaris Jenderal Transparancy Internasional Indonesia, dan Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra).

Presiden mengatakan, dirinya turut menyimak berbagai catatan akhir tahun terkait pemberantasan hukum di Indonesia. Diakui, dirinya masih menyadari adanya kritikan dan bahkan kemarahan rakyat terkait pemberantasan korupsi di Indonesia. Diakui pula, pemerintah masih memiliki banyak hal yang perlu diperbaiki.

"Saya menerima dan bisa memahami kemarahan, ketidaksukaan rakyat. Harapan saya, yang lain juga bisa menerima untuk menjadi tangguh," kata Presiden.

Pada kesempatan itu, Presiden didampingi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin, dan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi.

Memasuki tahun ketiga pemerintahan periode kedua Presiden Yudhoyono, kepercayaan publik semakin redup. Jajak pendapat Litbang Kompas yang dilakukan tiap triwulan memperlihatkan, kepuasan terhadap kinerja di bidang ekonomi, kesejahteraan sosial, politik dan keamanan, serta hukum terus merosot.

Di antara keempat bidang tersebut, kinerja penegakan hukum dinilai publik sebagai yang paling mengecewakan. Dibandingkan dengan tahun pertama pemerintahan Yudhoyono periode kedua, publik menilai saat ini upaya perbaikan di bidang hukum tak kunjung menunjukkan hasil memuaskan. Kepuasan publik merosot hingga 24,5 persen dari sebelumnya ada di titik 42,8 persen.

Jika ditelisik lebih jauh, masalah korupsi masih menjadi ganjalan utama. Berbelit-belitnya penanganan korupsi yang melibatkan pejabat negara, anggota DPR, dan petinggi partai memicu keraguan publik terhadap penegakan hukum yang dilakukan tanpa tebang pilih dan integritas pemerintahan.

Hasil survei menunjukkan 87,4 persen responden tak puas terhadap kinerja pemerintahan Yudhoyono dalam membersihkan aparatur negara dari praktik korupsi. Hal ini berarti tinggal 12 persen responden yang masih memercayai pemerintahan Yudhoyono mampu mewujudkan janji-janji di saat kampanye Pemilu 2009.

Proporsi ini menjadi yang terendah selama periode kedua pemerintahan. Kondisi ini ditengarai dipicu oleh pengungkapan kasus suap wisma atlet yang diduga melibatkan bendahara Partai Demokrat dan sejumlah petinggi serta anggota partainya. Upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan Presiden Yudhoyono menjadi senjata yang menggerogoti fondasi dukungan publik kepada pemerintahannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com