Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petir, Banjir, dan Longsor Mengintai

Kompas.com - 30/01/2012, 02:59 WIB

Slawi, Kompas - Petir disertai angin kencang dan hujan deras terus menebarkan ancaman di sejumlah wilayah sepanjang Sabtu-Minggu (28-29/1). Di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, petir menyambar delapan buruh tani, satu di antaranya tewas.

Adapun di Bali, bayi berusia 1,5 tahun tewas tertimbun tebing longsor akibat hujan deras di wilayah Kabupaten Badung.

Kejadian itu menambah panjang daftar korban tewas akibat cuaca buruk dalam satu bulan terakhir. Menurut catatan Kompas, pada 29 Desember 2011-28 Januari 2012, jumlah korban tewas akibat berbagai dampak cuaca ekstrem mencapai 19 orang dan puluhan lain cedera. Jumlah itu belum termasuk empat warga yang hilang dalam kecelakaan angkutan laut dan terseret ombak di kawasan wisata.

Gejala La Nina

Kepala Subbidang Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudiyanto, Minggu, mengungkapkan, hujan dengan curah di atas normal masih akan terjadi di Indonesia hingga April mendatang. Gangguan cuaca tersebut terutama dipengaruhi adanya fenomena La Nina skala lemah-moderat.

La Nina terindikasikan dengan suhu muka laut menghangat di barat Samudra Pasifik yang menyebabkan suplai massa air di wilayah Indonesia bagian timur. Tingginya intensitas hujan di Indonesia tak lepas dari menghangatnya suhu muka laut yang berkisar 28-31 derajat celsius.

Menurut Kukuh, angin kencang masih memengaruhi wilayah selatan Sumatera, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara sebagai akibat dari munculnya badai atau siklon tropis Iggy, Kamis lalu.

”Ketika masih berupa bibit badai Sabtu lalu, Iggy sempat mengurangi peluang hujan di bagian barat Indonesia, termasuk Jawa. Begitu pula saat Imlek karena pusat tekanan rendah ini menyedot massa udara di sekitarnya,” papar Kukuh.

Prakirawan di Posko Cuaca BMKG, Sunardi, menambahkan, pola angin dari barat daya ke arah timur berkecepatan hingga 28 kilometer per jam akan menimbulkan gelombang laut setinggi 2 meter lebih. Wilayah perairan yang terdampak antara lain Selat Sunda, selatan Pulau Jawa, Selat Bali, Laut Arafura, perairan Maluku, Laut Halmahera, serta selatan dan utara Papua.

Angin kencang berskala lokal atau puting beliung yang muncul akibat pembentukan angin kumulonimbus, lanjut Kukuh, berpotensi terjadi di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com