Mitra Bebankan Biaya Operasionalnya ke PAM Jaya

JAKARTA, KOMPAS.com- Advokasi Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (Kruha), Selasa (31/1/2012), melaporkan dugaan korupsi di PAM Jaya dan dua operatornya, Palyja dan Aetra.

"Ada tiga dugaan korupsi melibatkan PAM, Palyja, dan Aetra. Pertama, masalah penetapan tarif air PAM, penggelapan asset PAM Jaya oleh kedua operatornya, dan pengenaan ongkos tidak semestinya kepada PAM Jaya, antara lain, pembiayaan hidup ekspatriat yang dipekerjakan oleh kedua operator," kata Koordinator Kruha, M Reza Sahib, kepada wartawan seusai melapor ke KPK.

Kruha hadir di KPK sebagai bagian dari Koalisi Masyarakat Menolak Swastaniasi Air Jakarta didampingi Indonesia Corruption Watch (ICW).

Reza menambahkan, PAM Jaya selama ini juga diduga menanggung beban pembiayaan yang seharusnya tidak perlu dilakukan. "Salah satu beban biaya aneh-aneh itu adalah ongkos yang ditagihkan ke PAM Jaya untuk pembiayaan pekerja asing di kedua operator atau ekspatriat," kata Reza.

Hasil penelusuran ICW dan Kruha menyebutkan, biaya seperti airport tax, sekolah anak, sewa rumah, dan asuransi banjir menjadi tanggungan PAM Jaya. Padahal, menurut Reza, seharusnya itu menjadi beban perusahaan yang mempekerjakan pekerja asing tersebut.

Terkait masalah dugaan penggelapan asset PAM Jaya, Reza mengatakan, hasil investigasi mereka, hingga 2010 ada indikasi Palyja menggelapkan asset PAM Jaya senilai 4,3 miliar dan Aetra menjual asset yang kemudian sudah dibayar lunas senilai 3,2 miliar.