Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta "Dua Lantai" ala Jabodetabek

Kompas.com - 17/02/2012, 10:00 WIB

Penurunan tarif

Penumpang di atap ini bukan hanya perhatian PT KAI. Sejumlah aktivis perkeretaapian juga ikut memikirkan solusi yang menguntungkan semua pihak. Salah satu pemikiran sejumlah penggiat KRL, seperti Anthony Ladjar dan Agus Imansyah, adalah mengusulkan penurunan tarif Commuterline pada pagi hari sebelum pukul 06.00.

Harapannya, penumpang yang membeludak bisa bergeser ke pagi hari dan tetap terangkut tanpa harus duduk di atap. ”Tetapi, ini masih kami kaji lagi. Kami berharap PT KAI juga membuka perhitungan mereka sehingga kami bisa membantu mencari titik temu tarif yang paling ideal,” kata Anthony.

Kepala Humas PT KAI Daop I Mateta Rijalulhaq mengatakan, penumpang di atap tidak bisa hanya diselesaikan oleh PT KAI. Apalagi, sebagian kewajibaan KRL ekonomi berada di tangan pemerintah, yakni menyediakan public service obligation (PSO).

”Kalau kereta jadi solusi transportasi, harus dipenuhi juga kewajiban pemerintah seperti yang tertuang di peraturan. PT KAI selaku operator juga meningkatkan kualitas layanan. Masyarakat selaku pengguna pun harus ikut menjaga ketertiban,” ujarnya. (Agnes Rita Sulistyawaty)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com