Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Habib Selon: Yang Minta Bubarkan FPI, Liberal

Kompas.com - 17/02/2012, 16:17 WIB
|
EditorHertanto Soebijoto

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana pembubaran Front Pembela Islam (FPI) ditanggapi santai oleh Habib Salim Al-Athas alias Selon selaku Ketua FPI DKI Jakarta. Menurut dia, hanya orang-orang liberal yang menentang keberadaan FPI di negeri ini.

"Kalau FPI biasa saja. Santai saja. Kan yang minta bubarin FPI orang-orang yang nggak demen FPI dan liberal. Kami dari dulu meminta NKRI ini dibersihkan dari liberal," ungkap Selon, Jumat (17/2/2012), saat mendatangi Polda Metro Jaya.

Ia pun membantah bahwa FPI telah melakukan tindakan anarkis yang melanggar hukum. Menurut Selon, razia yang dilakukan FPI ini atas permintaan masyarakat sendiri. "Sebelum gerak, FPI itu diminta masyarakat kalau ada tempat maksiat. FPI tidak langsung turun karena sudah dapat izin Kapolsek, Kapolres, Kapolda, Ketua RT, Ketua RW, wali kota, bahkan Gubernur," ujarnya.

Jika ada anggota atau simpatisan FPI yang melakukan tindakan melanggar hukum, kata Selon, pihaknya tidak akan menghalangi proses hukum. "Kami kalau ada anak-anak yang bermasalah langsung kami serahkan ke Polda Metro. Kalau FPI sangat dukung proses hukum. FPI tidak kebal hukum dan taat hukum," katanya.

Sebelumnya diberitakan, puluhan orang menggelar aksi damai gerakan "Indonesia Tanpa FPI", Selasa (14/2/2012), di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Mereka melakukan aksi penolakan akan keberadaan FPI dan ormas lain yang dianggap meresahkan masyarakat. Unjuk rasa menentang kekerasan itu berakhir ricuh karena terjadi bentrok dengan sejumlah massa FPI yang datang ke lokasi unjuk rasa.

Gerakan Indonesia Tanpa FPI itu bermula dari aksi penolakan masyarakat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada Sabtu (11/2/2012) lalu. Di sana, sejumlah anggota FPI pusat dari Jakarta tak bisa turun di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya. Rencananya, mereka akan melakukan pelantikan pengurus FPI Palangkaraya. Namun, sejumlah pihak yang mengatasnamakan warga menolak kedatangan mereka. Aksi tersebut berlangsung kurang lebih 2,5 jam.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


    27th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke