Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Pertanyakan Penembakan John Kei

Kompas.com - 18/02/2012, 15:02 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penangkapan pelaku yang diduga menjadi otak pembunuhan mantan bos PT Sanex Steel Indonesia (SSI), Tan Harry Tantono alias Ayung (45), Jumat (17/2/2012) malam, membuat pihak keluarga John Kei geram. Mereka mempertanyakan mengapa pihak kepolisian mengambil tindakan penembakan yang mengenai betis kanan John Kei tersebut.

"Kami di sini ingin mempertanyakan kepada polisi, apa motif dari penangkapan dan penembakan terhadap abang kami," ujar adik sekaligus kuasa hukum John Kei, Tito Refra, kepada wartawan, Sabtu (18/2/2012).

Tito melanjutkan, dia berada di lingkungan sekitar hotel saat kakaknya ditangkap oleh 75 polisi yang bertugas. Namun di sana dia tidak mendapat keterangan apa pun dari pihak polisi terkait penangkapan tersebut. "Katanya dia ditembak karena melakukan perlawanan. Bagaimana bisa satu orang melawan ratusan orang. Ini tidak masuk akal," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan kuasa hukum John Kei, Taufik Chandra, saat dtemui wartawan di Rumah Sakit Sukanto (Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur, terkait adanya beberapa kejanggalan dalam peristiwa tersebut. Taufik mengatakan, pihaknya akan menempuh jalur hukum dan mengadukan polisi yang dianggap melakukan kesalahan prosedur dalam penangkapan tersebut.

"Banyak kejanggalan dalam peristiwa ini. Kami juga akan adukan ini ke Propam Polda Metro Jaya," kata Taufik.

Kini, John Kei masih dirawat di ruang Tembesu RS Polri setelah semalam berada di ICU rumah sakit tersebut. Sebanyak 25 petugas keamanan dari Detasemen D Brimob dan 10 petugas kepolisian dari Polsektro Kramat Jati diterjunkan untuk pengamanan di sekitar tempat pria asal Maluku tersebut dirawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com