Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faisal Basri: Tinggal 4 Negara yang Masih Bertahan

Kompas.com - 02/03/2012, 18:09 WIB
Suhartono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Faisal Basri, menilai krisis ekonomi dan keuangan yang terjadi di Eropa sekarang ini adalah kelanjutan dari memudarnya zona mata uang euro di tangan negara-negara Eropa.

Dari 20 negara di dunia terbesar dengan mata uang euro-nya, kini hanya empat negara yang masih bertahan. Keempat negara itu adalah Jerman, Perancis, Spanyol, dan Italia. "Memudarnya zona mata uang euro itu akan terus berlanjut sehingga semakin tidak akan banyak lagi pengaruh signifikannya terhadap ekonomi dunia, apalagi ke Indonesia," tandas Faisal, Jumat (2/3/2012) di Jakarta.

Meskipun tak ada lagi pengaruhnya, tambah Faisal, ekonomi kapitalisme akan selalu ada di semua negara karena semua negara sudah mendasarkan dirinya pada ekonomi pasar untuk mendapatkan kapital. "Oleh sebab itu, semua negara kini menjadi negara yang kapitalis. Akibatnya, semua negara bakal mengalami gejolak ekonomi yang semakin sering terjadi sehingga para pemimpin negara harus memikirkan bagaimana memiliki daya tahan terhadap gejolak ekonomi tersebut," lanjut Faisal, yang mencalonkan diri sebagai calon gubernur independen DKI Jakarta dari jalur independen.

Menurut Faisal, daya tahan adalah bagaimana setiap negara dapat kuat menghadapi semua persoalan ekonomi dan perdagangan serta persoalan-persoalan lainnya. "Jadi, negara yang mengalami krisis bisa saja terempas, tetapi negara tersebut akan bisa cepat pulih kembali. Yang membuat sebuah negara survival adalah kemampuannya masing-masing untuk dapat kembali ke posisi semula," katanya.

Akan tetapi, lanjut Faisal, kemampuan itu tergantung pada dua hal, yaitu kemampuan masyarakatnya untuk bisa tetap berlangsung. "Selain itu, juga kemampuan bangsanya untuk mengelola sumber daya suatu negara agar tidak mudah terpengaruh. Misalnya, impor crude palm oil (CPO). Jangan sampai CPO kita diimpor seluruhnya ke luar negeri," katanya.

Sebab, lanjut Faisal, jika semua harus diimpor dan suatu saat Indonesia di-ban (dihentikan) oleh AS, misalnya, Indonesia bakal kelabakan. "Jadi, harus ada CPO yang dikelola sendiri seperti dibuat minyak atau margarin sehingga Indonesia tetap memiliki daya tahan atas sumber dayanya sendiri," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com