Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alex Noerdin Akui Ubah Desain Wisma Atlet

Kompas.com - 13/03/2012, 10:22 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengaku telah mengubah desain wisma atlet SEA Games. Perubahan juga tidak hanya dilakukan di penginapan para atlet, tetapi juga pada bagian lain Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan. Namun, ia membantah jika perubahan itu dilakukan untuk keuntungannya pribadi.

Hal itu diungkapkan Alex ke beberapa media massa nasional di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Senin (12/3/2012). Ia mengeluhkan, seharusnya publik tidak langsung menghakimi dirinya terlibat perkara korupsi wisma atlet SEA Games, tetapi perlu dipahami bagaimana kondisi di lapangan saat itu sebenarnya. Saat itu, kondisi wisma atlet, kata Alex, masih banyak yang belum rampung.

"Saat itu waktu cuma sebelas bulan. Saat diperlihatkan Cipta Karya, karena saya orang teknik juga, saya tahu balok beton belum, belum pasang bata, ini enggak akan mungkin selesai. Makanya, saya suruh coba kamu cari perbandingan lain di Singapura," kata Alex.

Selain itu, perubahan juga dilakukan di bagian lain kompleks olahraga megah itu. "Ada banyak, jadi bukan hanya wisma atlet saja," katanya.

Alex mencontohkan, dirinya sempat mengintervensi desain pembangunan dining hall yang terletak di dalam kompleks Jakabaring Sport City. Dining hall itu awalnya memiliki desain dengan tiang pancang di tengah sebagai tumpuan atas mengerucut layaknya sebuah tenda besar. Namun, Alex melihat tiang itu nantinya akan membatasi fungsi ruangan.

"Coba bayangkan kalau setelah SEA Games gedung itu enggak bisa digunakan untuk kegiatan olahraga lain karena tiangnya menghalangi. Saya bilang, bisa enggak tiang ini dibuang? Ganti," tutur Alex.

Akhirnya, desain dining hall pun berubah atas instruksi Alex. Selain dining hall, pria yang kini diusung Partai Golkar menjadi calon gubernur DKI Jakarta itu juga mengakui ada perubahan dalam desain pagar kompleks Jakabaring Sport City.

"Pagar, misalnya. Bukan di wisma atlet saja yang kurang tinggi. Kami hitung itu, kan, daerah 'Texas' pagarnya saja 10 kilometer. Nah, itu ada perubahan desain di situ," ucap Alex.

Kendati melakukan perubahan desain di sana-sini, Alex membantah dirinya juga mengatur anggaran megaproyek triliunan rupiah ini. Ia mengatakan, perubahan memang dilakukan, tetapi tetap dengan anggaran yang ada.

"Dulu itu saya bilang syaratnya ada dua. Yang pertama bisa mempercepat. Yang kedua, tidak boleh lebih mahal. Kenapa tidak boleh lebih mahal? Karena anggarannya sudah segitu, gimana kami mau cari tambahannya dong," kata Alex.

Dengan seluruh tuduhan yang kini menghantamnya, Alex mengungkapkan bahwa itu adalah bagian dari dinamika pencalonan dirinya sebagai calon DKI 1. "Terlalu banyak yang su`udzon," kata Alex. Alex mengaku sudah kapalan dengan yang seperti itu. Dia mengaku sudah tiga kali pilkada.

"Setiap kali mau pilkada itu muncul, mulai dari selingkuh, banyak istri, dan korupsi yang terakhir wisma atlet. Namun, alhamdulillah saya sudah berikan klarifikasi keterangan kepada KPK," katanya.

Alex menyatakan, dirinya menyerahkan seluruhnya kepada KPK yang sedang menyelidiki kasusnya. Dia yakin KPK sebagai lembaga yang profesional dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya.

"Insya Allah bisa selesai karena saya memang enggak. Dari awal, kan, saya bilang tidak pernah bertemu, tidak pernah minta, tidak pernah menerima," kata mantan Bupati Musi Banyuasin ini.

Proses pengadaan proyek Wisma Atlet SEA Games yang tengah diselidiki KPK itu tiba-tiba memunculkan nama Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin. Nama Alex sendiri disebut dalam dakwaan Muhammad El Idris, manajer di PT Duta Graha Indah, yang menjadi terdakwa dalam kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games itu.

Dalam dakwaan yang dibacakan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, beberapa waktu lalu, dari hasil negosiasi El Idris, Direktur Utama PT Duta Graha Indah (DGI) Dudung Purwadi, dan mantan Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang, serta Muhammad Nazaruddin, disepakati ada pembagian uang dari proyek pembangunan wisma atlet senilai Rp 191,6 miliar. Adapun pembagian jatah itu meliputi Muhammad Nazaruddin, anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, sebesar 13 persen; Alex Noerdin, Gubernur Sumsel, 2,5 persen; Komite Pembangunan Wisma Atlet, 2,5 persen; panitia pengadaan, 0,5 persen; dan Sekretaris Menpora Wafid Muharam, 2 persen. Nama Alex juga disebut Mindo Rosalina Manulang saat bersaksi dalam persidangan Nazaruddin. Menurut Mindo, Alex meminta fee 2,5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com