Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekuatan Uang Masih Pengaruhi Pencalonan Cagub-Cawagub DKI

Kompas.com - 20/03/2012, 05:59 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejutan demi kejutan terjadi menjelang batas akhir pendaftaran calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Empat pasang cagub dan cawagub akhirnya resmi menyatakan diri maju dalam pemilihan umum kepala daerah DKI tahun ini melalui jalur partai politik. Keempat pasangan itu yakni Alex Noerdin-Nono Sampono, Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara), dan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini.

Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi menilai bahwa ada dua pasang cagub dan cawagub yang dinilai berani diajukan parpol dengan tetap berpegang pada paham lama yang tak lagi relevan dengan kriteria pemilih di Jakarta.

"Dua pasangan yang dinilai berani diajukan parpol adalah pasangan Alex-Nono dan Foke-Nachrowi ini mengejutkan. Mereka juga memiliki kesamaan kriteria," ucap Hasan, Senin (19/3/2012) malam, saat dihubungi wartawan.

Hasan menilai keduanya memiliki kriteria yang sama yakni duet sipil-militer. Padahal, menurut Hasan, latar belakang sipil-militer sama sekali tidak mempengaruhi warga Jakarta untuk memilih kandidat itu.

"Kriteria sipil-militer ini sudah kuno. Sudah ditinggalkan sejak zaman reformasi. Mereka masih pakai pemikiran klasik yang berpendapat sipil harus bersama militer. Padahal, pemilih Jakarta sama sekali tak terpengaruh soal ini," ujar Hasan.

Demikian pula dengan latar suku. Partai Demokrat terbilang "nekat" dengan mengajukan nama Foke-Nara yang keduanya asli Betawi. Berdasarkan survei yang dilakukan Cyrus Network, hanya 19 persen calon pemilih yang terikat dengan latar belakang seperti etnis atau pun agama.

"Sekitar 75 persen sisanya menyatakan sama sekali tak terpengaruh dengan latar etnis dan suku. Masyarakat itu butuh sosok yang bisa menyelesaikan masalah macet dan banjir. Ini yang paling penting, masalah latar belakang tak menjadi soal. Itu sudah old fashioned," papar Hasan.

Hasan menuturkan alasan lain yang lebih kuat mengapa partai politik terkesan "kekeuh" mencalonkan kedua pasangan ini adalah adanya kekuatan uang yang begitu kuat dalam Pemilukada DKI Jakarta. "Misalnya saja, Partai Demokrat yang tetap mencalonkan Foke padahal belakangan citra dia negatif. Ini kenapa? Lagi-lagi soal kemampuan finansial," ucap Hasan.

Demokrat, kata Hasan, tetap mempertahankan Foke lantaran tidak ada kandidat lainnya yang memiliki kemampuan finansial sekuat mantan wakil gubernur era Sutiyoso itu.

"Tanpa Nachrowi, kemampuan finansial Foke sebenarnya sudah lebih dari cukup. Pemilihan Nachrowi tampaknya karena sudah jadi jalan terakhir bagi Demokrat," ujarnya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com