Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidayat Nurwahid soal Pluralisme di Jakarta

Kompas.com - 20/03/2012, 07:07 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Isu pluralisme kerap menjadi keraguan masyarakat terhadap pemimpin partai berasaskan keagamaan, tak terkecuali menjelang Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta. Pasalnya, Jakarta sebagai ibu kota negara memiliki karakter masyarakat yang heterogen sehingga membutuhkan pemimpin yang mampu mengakomodasi kepentingan seluruh warga Jakarta tanpa memandang perbedaannya.

Keraguan tersebut pun terjawab oleh Hidayat Nurwahid, calon gubernur yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang disandingkan dengan Didi J Rahbini, kader Partai Amanat Nasional (PAN). Keduanya merupakan partai yang berasaskan keagamaan.

"Pluralisme bagi PKS sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Anda tahu bahwa saya pernah menjadi kordinator Indonesia Damai, ada Pendeta Nababan, Romo Mudji, Franz Magnis-Suseno, dan mereka nyaman," ujarnya kepada wartawan di Gedung DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (19/3/2012).

Ketika pemilu legislatif 2004, Hidayat mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan suara tertinggi di Indonesia, yaitu dari Jakarta. Begitu juga saat dirinya menjadi Presiden PKS saat Pilkada 2007 sehingga partai berlambang bulan sabit dan padi tersebut memiliki jumlah kursi terbanyak kedua di DPRD DKI Jakarta setelah Partai Demokrat.

"Itu adalah fakta sejarah dan bagian yang bisa diulangi, saya mendapatkan begitu banyak dukungan, dari begitu banyak kelompok warga; ada kelompok suku, kelompok lintas agama, pemuda, pelajar, bahkan rekan-rekan kami dari non-Muslim pun memberikan dukungan," ungkap Ketua MPR periode 2004-2009 itu.

Ia melanjutkan, saat menjadi Presiden PKS beberapa waktu lalu, dia pernah memimpin aksi damai besar yang diikuti oleh tokoh lintas agama. Semua hal tersebut dikatakan menjadi indikator kesuksesan partai dalam menanggapi isu pluralisme di Jakarta. Karena itu, Hidayat merasa optimistis mampu menang dalam pertarungan Pilkada DKI Jakarta.

Ia yakin bisa mengalahkan nama-nama sekelas Fauzi Bowo dan Joko Widodo yang lebih populer karena telah didengungkan sejak lama sebagai salah satu cagub Jakarta. "Siap dua-duanya (kalah atau menang), tetapi yang jelas PKS tidak memajukan saya untuk kalah," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com