Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Teroris Hidup di Kamar Sempit

Kompas.com - 20/03/2012, 21:16 WIB
Muhammad Hasanudin

Penulis

DENPASAR.KOMPAS.com — AG alias Nanang, salah seorang terduga teroris yang ditembak tim Densus 88 dalam penggerebekan di bungalow Laksmi, Jalan Danau Poso, Sanur, Denpasar, Minggu (18/03/2012) lalu, hanyalah seorang buruh bangunan yang hidup serba pas-pasan.

Ketika Kompas.com bertandang ke tempat indekos Nanang (30) di Jalan Celagi Basur Nomor 99 X, Jimbaran, Badung, Selasa (20/03/2012) sore, tampak jelas kesederhanaan dalam kamar tersebut. Menurut penuturan Muhammad Tabrani, tetangga di sebelah kamar Nanang, Nanang bersama keluarganya sudah 4 tahun tinggal di tempat ini.

"Di sini (sewa) per bulannya Rp 300.000, kamarnya 2 x 3 meter, dan kamar mandi di luar," kata Tabrani. Di kamar sempit inilah, Nanang beserta istri dan kedua anaknya tidur bersama-sama. Di kamar itu pula, mereka juga harus berbagi tempat dengan barang-barang, seperti lemari dan televisi.

Rumah indekos yang bersebelahan dengan masjid ini berisi empat kamar. Penghuninya bekerja sebagai buruh bangunan ataupun pedagang makanan keliling.

Tabrani yang juga rekan Nanang sesama buruh bangunan tak menyangka bahwa Nanang adalah terduga teroris. "Orangnya biasa-biasa saja, enggak dicurigai sebagai orang yang suka berbuat onar, sama tetangga kos baik," jelas Tabrani.

Selama menjadi tetangga Nanang, Tabrani tidak pernah melihat rekan-rekan Nanang yang mencurigakan. "Yang main ke sana paling teman-teman proyek dan saya kenal semua," ujar Tabrani.
 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com