Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ramai-ramai Berantas Tomcat

Kompas.com - 26/03/2012, 03:22 WIB

Warga bekerja bakti dengan membakar rumput di sekitar kawasan permukiman agar serangga tomcat musnah.

Dua kasus

Aksi pembasmian terkait merebaknya keberadaan tomcat di kedua wilayah ini dilakukan setelah ada dua kasus warga digigit tomcat.

Pertama, seorang bayi berusia tujuh bulan, warga Pakulonan, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangsel, positif digigit serangga tomcat, Kamis lalu.

Dadang membenarkan kasus itu setelah mendapatkan laporan dari Puskesmas Serpong Utara. ”Bayi itu sudah diberi obat toksin alergi antiracun serangga sehingga tidak membahayakan bagi jiwanya. Meski dirawat di rumah, petugas puskesmas tetap memantaunya,” tuturnya.

Kasus kedua terjadi di Kota Tangerang. Dude (4), warga Sumur Pacing RT 02 RW 06, Kelurahan Margasari, Kecamatan Karawaci, terkena racun serangga itu pada Sabtu lalu.

Herlina (30), ibu Dude, mengatakan, anaknya mengalami gatal-gatal dan kulit melepuh (gejala penyakit yang disebabkan racun tomcat) setelah bermain di kebun penuh rumput di dekat rumah kontrakan.

”Anak saya keluar bermain dengan teman-temannya pukul 08.00. Tak lama kemudian, ia pulang sembari mengeluh gatal di bagian punggung dan kepala,” kata Herlina.

Pada punggung dan kepala anaknya terdapat bekas sengatan serangga berwarna merah.

Dude terus menggaruk punggung dan kepalanya. Tak lama berselang, di bekas gigitan itu terlihat luka seperti nanah.

”Karena tidak tahan gatalnya, anak saya terus menangis. Saya langsung bawa ke rumah sakit untuk diobati. Saya takut dia terkena serangan tomcat. Habis tanda-tandanya sama seperti yang terlihat di televisi,” paparnya.

Menurut Dadang, hutan kota di wilayah Tangsel bisa menjadi tempat tinggal tomcat. ”Jadi, tidak hanya di persawahan dan perkebunan saja. Namun, racun dari gigitan tomcat tidak perlu khawatirkan,” ujarnya.

(Pingkan Elita Dundu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com