Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstrasi Jangan Jadi Monster Demokrasi

Kompas.com - 27/03/2012, 15:26 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Demokrasi di Indonesia tak boleh dibiarkan menghasilkan monster yang hanya tahu menebar teror di ruang publik. Para peserta unjuk rasa tak dapat mengatasnamakan kebebasan demi melakukan tindakan-tindakan anarkistis.

"Semua aktor demokrasi harus bekerja lebih keras untuk menjauhkan demonstran dari tabiat buruknya yang mengangkangi hak warga negara lain untuk bebas dari rasa takut. Menduduki, menguasai, merusak fasilitas publik, melakukan sweeping, dan pemaksaan adalah beberapa contoh tindakan antidemokrasi, bahkan anti-Indonesia," kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa, kepada Kompas.com, Selasa (27/3/2012).  Ia menyampaikan ini terkait aksi unjuk rasa anarkistis yang terjadi di berbagai daerah.

Menurut Daniel, demokrasi di Indonesia dan negara mana pun juga selalu memuliakan keadaban. Namun, aksi sebagian unjuk rasa di Indonesia, yang merusak fasilitas umum, jauh dari gambaran tentang Indonesia yang didamba-dambakan dan dicita-citakan.

"Ini saatnya untuk mengembalikan semua kewarasan yang perlu agar politik di negara ini mampu menghasilkan kemashalatan publik. Ini saatnya pula untuk menguatkan kembali ajaran demokrasi yang berbasis dialog dan konsensus," kata Daniel.

Beberapa aksi unjuk rasa di berbagai kota di Indonesia berakhir tak baik. Massa di Medan, Sumatera Utara, sempat mendatangi Bandara Internasional Polonia, Medan, Senin (27/3/2012) sore. Akibatnya sejumlah penerbangan ditunda.

Di Makassar, Sulawesi Selatan, massa unjuk rasa turut merusak restoran cepat saji asal Amerika Serikat. Di Jakarta, para peserta unjuk rasa di depan kompleks parlemen, sempat memaksa masuk ke dalam kompleks.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Nasional
    Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

    Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

    Nasional
    Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

    Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

    Nasional
    Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

    Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

    Nasional
    KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    Nasional
    TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

    TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

    Nasional
    KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

    KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com