Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Pantau Pembahasan APBNP 2012 di DPR

Kompas.com - 30/03/2012, 12:06 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memantau jalannya sidang paripurna yang membahas Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Perubahan (RAPBN-P)2012 di Dewan Perwakilan Rakyat. Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha dalam jumpa pers di Istana Negara, Jumat (30/3/2012).

Julian mengatakan, Presiden berkantor di Istana sejak pagi tadi. Sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II pun dikumpulkan di Istana pagi ini. "Bapak Presiden hari ini bekerja di kantor Presiden sejak tadi pagi. Kita tahu nanti siang ada pembahasan APBNP 2012 di DPR RI, beliau akan mengikuti apa yang nanti dibahas atau diproses di DPR. Kita akan tunggu bagaimana hasilnya," kata Julian.

Dia mengatakan, pembahasan APBNP dan revisinya merupakan agenda penting karena menyangkut sejumlah hal krusial tidak hanya terkait naik tidaknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Presiden menyerahkan sepenuhnya pemilihan opsi menaikan harga BBM atau pun tidak melalui proses politik di DPR. Meskipun demikian, kata Julian, pemerintah berharap, DPR sepandangan dengan opsi yang diajukan pemerintah.

"Yang diajukan pemerintah bagaimana mengupayakan penyelamatan perekonomian kita, pemerintah telah ajukan opsi, harapan pemerintah tentu akan ada pandangan yang sama," katanya. Jikapun ada pandangan yang berbeda, lanjut Julian, diharapkan merupakan solusi yang membangun. Seperti diberitakan,

DPR dalam rapat paripurna nanti akan menentukan sikap terkait pembahasan RAPBN-P 2012 yang bakal berimbas pada naik atau tidaknya harga bahan bakar minyak bersubsidi. Pimpinan DPR menyebut ada dua materi krusial soal BBM yang akan dibahas dalam rapat paripurna nanti.

Materi pertama terkait besaran subsidi energi. Ada dua opsi yang muncul. Opsi pertama, subsidi energi diberikan sebesar Rp 225 triliun dengan rincian subsidi BBM senilai Rp 137 triliun, subsidi listrik Rp 65 triliun, dan cadangan risiko fiskal energi senilai Rp 23 triliun. Opsi ini mempersilakan pemerintah menaikkan harga BBM.

Adapun opsi kedua, yakni subsidi energi sebesar Rp 266 triliun dengan rincian subsidi BBM senilai Rp 178 triliun, subsidi listrik senilai Rp 65 triliun, dan cadangan risiko fiskal energi Rp 23 triliun. Opsi ini tetap mempertahankan harga BBM saat ini.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyebut hanya opsi pertama yang akan dibawa ke rapat paripurna berdasarkan hasil pembahasan di Badan Anggaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com