JAKARTA, KOMPAS.com — Terkait insiden penyiraman air keras yang melukai wartawan pada saat unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR RI, Jumat (30/3/2012) lalu, Dewan Pers meminta kerja sama para jurnalis yang saat itu meliput untuk meminjamkan hasil rekamannya. Ketua Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Bekti Nugroho mengatakan bahwa peminjaman hasil rekaman ini dapat membantu terungkapnya pelaku penyiraman air keras ini.
Namun, Dewan Pers tidak bisa memaksakan mengingat keputusan peminjaman hasil rekaman tersebut ada pada redaksi masing-masing. "Dari hasil rekaman tersebut, kami bisa menelusuri siapa yang menyiramkan cairan itu," kata Bekti, di Dewan Pers, Jakarta, Senin (2/4/2012).
Tidak hanya itu, Dewan Pers juga akan membentuk tim independen untuk menyelidiki kasus tersebut. Nantinya dalam tim tersebut akan ada perwakilan dari Dewan Pers, pihak kepolisian, dan beberapa jurnalis.
"Kemungkinan kami juga akan ajak AJI (Aliansi Jurnalis Independen) masuk dalam tim ini," jelas Bekti.
Sebelumnya, Dewan Pers juga telah menerima laporan dari wartawan ANTV mengenai peristiwa serupa, yaitu insiden penyiraman air keras saat unjuk rasa antikenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tersebut. Namun, saat itu yang bersangkutan hanya melayangkan surat kepada Dewan Pers.
Peristiwa ini memakan korban dari kalangan wartawan, antara lain Jak TV, ANTV dan AlJazeera. Selain itu, para aparat juga turut menjadi korban dari insiden ini. Beberapa di antaranya mengalami luka bakar di bagian tangan dan seputar wajah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.