Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faisal Tentang Pembangunan 6 Ruas Tol Dalam Kota

Kompas.com - 03/04/2012, 06:46 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Faisal Basri Batubara, menegaskan bahwa dirinya menentang rencana pembangunan 6 ruas tol dalam kota oleh pemerintah daerah. Hal tersebut dianggap tidak akan memberikan solusi kemacetan dan diindikasikan hanya menguntungkan para pengembang yang memiliki investasi dekat dengan ruas tol tersebut.

"Harusnya arahnya memperkokoh network, bukan menambah panjang jalan. Saya tegaskan di sini menentang pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota. Di ujungnya akan macet juga. Saya curiga itu akan jadi proyek yang menguntungkan bagi para pengembang. Agar lebih dekat jalan tol, bisa beriklan dan sebagainya," ungkapnya dalam acara Silaturahmi Pers dengan Persatuan Wartawan Indonesia di Hotel Pullman, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (2/3/2012).

Untuk itu, Faisal mengajak masyarakat untuk melihat lebih jeli setiap program yang berkaitan dengan kepentingan umum serta melawan kongkalikong yang berujung merugikan warga Jakarta sendiri. "Di dunia ini mana ada tol dalam kota. Saya akan melawan itu. Kita juga harus sama-sama, jangan saya saja. Tidak ada kompromi," ungkapnya.

Kedepankan transportasi publik

Faisal mengaku memiliki solusi jitu jika ingin mengurai masalah kemacetan yang melanda Jakarta, yaitu mengedepankan transportasi publik. Ia mengatakan, pertama-tama, warga Jakarta harus memiliki pilihan dalam mobilisasi di dalam kota, misalnya ada transjakarta, commuter line, rail bus, dan kendaraan pribadi.

"Setelah itu, kalau memakai kendaraan sendiri pun kita pajaki tinggi untuk memperkokoh public transportation," lanjutnya.

Banyak yang berpendapat bahwa program yang mengedepankan transportasi publik memiliki efek negatif bagi industri otomotif. Faisal pun menampiknya. Ia mengatakan, di negara-negara yang transportasi publiknya telah mapan, langkah tersebut sama sekali tidak berpengaruh kepada laju industri otomotifnya.

"Seperti Thailand, Malaysia, Jepang, karena public transport juga menyerap produk-produk mereka, utamanya taksi. Oleh karena itu, kami mengedepankan public transport," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com