Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Angkat Bicara soal Prostitusi dan Judi di Jakarta

Kompas.com - 11/04/2012, 10:50 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada dua hal yang kerap terlupakan dari kota Jakarta meski keberadaannya tak dapat lagi disangkal. Dua hal itu adalah prostitusi dan perjudian. Meski dianggap tabu bagi beberapa orang, namun Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta selanjutnya tetap tak bisa tutup mata akan "bisnis gelap" dunia prostitusi dan perjudian di kota metropolitan ini.

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta pun tampak kewalahan saat harus menjawab pertanyaan soal dua hal itu dari seorang peserta diskusi di Freedom Institute, Senin (10/4/2012) malam. "Waduh, pertanyaannya susah sekali yah. Gawat ini. Ha-ha-ha," selorohnya.

Ahok mengakui bahwa terkadang warga Jakarta menafikkan adanya bisnis dunia gelap itu. Ia mengenang, saat dirinya menginjak masa SMA, ia sempat diajak ke sebuah hotel di bilangan Harmoni, Jakarta Barat. "Di hotel itu, tahunya banyak cewek-cewek. Saya pusing. Sekarang, cewek-cewek itu sudah berganti spa atau pijat ya? Sama saja sepertinya," imbuh Ahok.

Pria keturunan Tiong Hoa ini mengaku masih belum bisa memutuskan apakah jika terpilih nantinya prostitusi dan judi akan dilegalkan pemerintah. Pada era kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin, perjudian sempat dilegalkan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dalam rangka membiayai pembangunan. "Kalau nanti pak Jokowi dan saya terpilih, soal lokalisasi ini tergantung keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Saya tidak bisa putuskan sendiri," ujarnya.

Menurutnya, DPRD adalah sebuah lembaga yang mencerminkan pendapatan masyarakat. Sehingga, jika DPRD menerima rencana lokalisasi maka dirinya siap menjalankan. "Kalau setuju, yah dijalankan. Soalnya, orang nggak bisa judi di Jakarta, dia pergi ke Singapura," kata Ahok.

Tetapi, jika DPRD menolak wacana lokalisasi itu, ia pun tetap akan menurutinya. "Kalau menolak, itu tandanya ada penolakan dari warga. Harus dituruti. Berarti, untuk yang ada sekarang harus dibatasi ruang geraknya," tandas Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com