Kepala Dinas Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Effendi Anas menyatakan, Pemprov DKI Jakarta akan tetap bertindak persuasif untuk mengurangi kerawanan di sejumlah wilayah.
Sementara itu, penindakan pelaku sepenuhnya diserahkan kepada polisi karena sudah masuk ranah kriminal.
Di Jakarta Utara, gerombolan itu melakukan serangan di Jalan Warakas I dan Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok. Tak ada satu pun aparat polisi yang menghalau aksi yang berlangsung pukul 01.30 hingga pukul 02.00.
Empat warga menjadi korban. Mereka adalah Nahrowi (18), Tohirman (25), Ramdani (24), Zaenal Arifin, dan Heri. Kelimanya cedera berat akibat dipukuli dan terkena sabetan golok. Bahkan, Nahrowi, warga Tanjung Priok, perutnya ditusuk. Korban harus menjalani operasi di RSUD Koja.
Kondisi mencekam mulai terjadi pukul 01.30. Saat itu muncul tujuh sepeda motor melaju kencang dari Jalan Gorontalo. Sebelum sampai di Jalan Warakas I, menurut beberapa warga, gerombolan itu juga sempat melempari kantor Polsek Tanjung Priok dengan batu.
Keterangan Udin (40), juru parkir, kedatangan tujuh motor itu disusul dengan segerombolan pesepeda motor lain yang berboncengan. Jumlahnya diperkirakan lebih 200 orang. ”Setelah gerombolan motor itu datang, disusul lagi dengan tiga mobil yang sepertinya mengawal gerombolan itu,” tutur Udin.
Beberapa anggota gerombolan mengacungkan golok, pipa besi, dan kayu berpaku, memerintahkan warga masuk ke dalam pasar. Beberapa anggota gerombolan lainnya membentuk kelompok-kelompok kecil dan berjaga di setiap mulut gang. Dengan senjata yang dibawa, mereka mengancam dan memerintahkan warga untuk masuk ke rumah.
”Saat itu suasananya sangat mencekam,” ucap Agus (38), warga di Jalan Warakas I.