Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Jadi Contoh Penanggulangan Banjir

Kompas.com - 03/05/2012, 15:25 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu masalah utama di Jakarta yang sampai saat ini terus ditanggulangi adalah masalah banjir. Meski perlahan, Jakarta dinilai mampu mengatasi banjir yang kerap terjadi oleh sejumlah negara-negara Asia. Bahkan negara-negara ini mengambil pengalaman Jakarta untuk dipelajari.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menuturkan bahwa salah satu rekomendasi yang diambil oleh beberapa negara di Asia yang juga sering dilanda banjir adalah pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan Urban Flood Management.

"Contohnya seperti komunitas sepanjang Kali Ciliwung yang sudah siap. Ini adalah inti yang menurut Bank Dunia harus dilakukan oleh setiap kota yang mengalami banjir," kata Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, di Jakarta, Kamis (3/5/2012).

"Dari sini, Jakarta sudah terlihat sebagai leading role. Walau masih ada beberapa kendala," kata Foke.

Dia mengungkapkan bahwa kendala yang harus segera diselesaikan adalah menata permukiman di daerah-daerah bantaran sungai mengingat sungai-sungai tersebut akan segera dinormalisasi. "Sungai yang akan dinormalisasi ini penuh dengan permukiman. Sekarang sedang diupayakan untuk membersihkan permukiman tersebut tanpa menimbulkan gejolak yang berarti," kata Foke.

Dia mengatakan, untuk menata permukiman di bantaran sungai harus dilakukan riset di sepanjang sungai tersebut agar tidak merugikan masyarakat. Tidak hanya itu, penataan permukiman juga harus manusiawi dan dapat dipertanggungjawabkan.

"Nanti akan dilakukan pendekatan pada masyarakat. Pendekatannya berbeda dan tidak bisa terburu-buru," kata Foke.

Tidak hanya sekadar pendekatan, dia juga akan menawarkan resettlement policy dan warga dapat memilih daerah tempat tinggalnya jika terkena penggusuran. Namun syaratnya, warga tersebut harus pernah tinggal di lokasi bantaran sungai tersebut dalam jangka waktu tertentu.

Kalau tidak memenuhi syarat waktu, ya tidak bisa. Lokasi nanti dicarikan yang strategis, jadi masyarakat tak akan keberatan. Dulu lokasi dipindah di Marunda, kata Foke, banyak yang protes karena jauh. Waktu lokasi di Pluit berhasil, tapi daya tampungnya kurang. "Jadi nanti akan disesuaikan lagi," kata Foke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com