Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benda Asing di Balaraja Diyakini Bukan Meteor

Kompas.com - 22/06/2012, 03:08 WIB

Tangerang, Kompas - Jatuhnya benda asing di Dusun Nagrek, Desa Sentul, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (21/6) subuh, menghebohkan warga. Hasil uji radiasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional memastikan material itu bukan meteor atau sampah antariksa.

Benda asing itu jatuh menimpa mes karyawan berukuran 3 meter x 3 meter, di Jalan Raya Serang Km 26, sekitar pukul 05.00. Riswan, seorang karyawan yang sedang tidur di mes, terluka terkena lontaran benda itu.

Atap serta langit-langit mes rusak. Sepeda motor milik Riswan yang ditaruh di samping tempat tidurnya juga ringsek karena tertimpa benda asing itu.

Benda asing itu masih menancap dalam di tanah dan meninggalkan lubang sedalam sekitar 1 meter dengan diameter 0,75 meter. Benda itu terbuat dari logam. Bentuknya seperti balok dengan sisi sekitar 15 sentimeter. Namun, panjangnya belum diketahui karena masih menancap di tanah. Beratnya diperkirakan 100 kilogram.

Beberapa warga di sekitar lokasi kejadian memberikan kesaksian beragam. Sebagian mengaku sama sekali tidak mendengar suara mencurigakan ataupun merasakan getaran di sekitar waktu kejadian.

Arif, karyawan katering yang subuh itu tidur di bangunan di samping lokasi kejadian, mengaku mendengar suara dentuman seperti ban pecah dan merasakan satu kali getaran.

Hasil uji radiasi

Kamis sore, petugas Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) tiba di lokasi untuk memeriksa ada atau tidak radiasi yang terpancar dari benda asing itu. Mereka memastikan tidak ada radiasi.

”Uji radiasi dengan alat radeye person radiation detector menunjukkan angka maksimal 0,06 mikrosirvert per jam. Itu menandakan hasilnya negatif radiasi,” kata Toto Heryanto, staf Bapeten.

Sebagai perbandingan, benda asing mengandung radiasi apabila hasil pengukuran menunjukkan angka 10 kali di atas angka tersebut.

Saat mendapat kepastian dari petugas Bapeten bahwa benda itu tidak mengandung radiasi, petugas Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memeriksa benda itu.

”Kesimpulan kami, benda itu bukan meteor dan bukan sampah antariksa,” kata Kepala Pusat Sains Antariksa Lapan Clara Yono Yatini.

Clara menjelaskan, benda langit yang masuk ke atmosfer Bumi akan terbakar dan bergesekan dengan partikel udara. Akan tetapi, benda itu tidak hangus. Bentuknya juga seperti tercetak dan teratur.

Materi dari benda yang jatuh itu juga bukan merupakan bagian dari satelit. Clara menjelaskan, berdasarkan pemantauan Lapan melalui perangkat lunak, tidak terdeteksi ada sampah antariksa yang berada di atas langit pada ketinggian di bawah 200 kilometer di atas permukaan laut. Dari pengamatan itu menunjukkan langit bebas dari sampah antariksa.

”Kelihatannya itu adalah bahan cetakan. Namun, apakah itu murni besi atau ada bahan campurannya perlu penelitian lebih lanjut oleh pihak berwenang,” papar Clara.

Bagian dari turbin mesin

Kepala Kepolisian Sektor Balaraja Ajun Komisaris D Prawira mengatakan, begitu mendapat kepastian dari Bapeten dan Lapan, pihaknya akan melakukan penyidikan terkait kasus ini.

Polsek Balaraja sudah mendatangi PT Mandiri Union Sejati, perusahaan baja yang berada sekitar 1 kilometer dari lokasi jatuhnya benda tersebut.

Prawira mengatakan, dugaan sementara, benda yang jatuh tersebut merupakan bagian dari turbin mesin yang patah dan terlontar dari perusahaan tersebut saat sedang dinyalakan sehabis perbaikan pada Kamis subuh.

”Dugaan ini muncul karena waktu kejadiannya sinkron,” katanya.

Sementara itu, PT Mandiri Union Sejati sampai berita ini diturunkan belum dapat dikonfirmasi. (PIN/CAS/YUN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com