Jelang Puasa, Warga Transmigrasi di Morotai Galau

MOROTAI, KOMPAS.com - Sebagian besar warga muslim bersuka cita menyambut bulan suci Ramadhan yang tinggal menghitung hari. Namun tidak bagi warga transmigrasi yang menempati lokasi Satuan Pemukiman (SP) 3 Morotai, Maluku Utara. Mereka justeru galau menyambut bulan puasa ini.

Masalahnya hingga kini warga transmigrasi di SP belum memiliki sarana ibadah seperti masjid maupun mushala. Selama ini memang mereka hanya memanfaatkan rumah bila beribadah. Sedangkan untuk shalat berjamaah seperti shalat jumat, warga transmigrasi ini harus pergi ke desa tetangga yang jaraknya kurang lebih 4 kilometer.

"Kalau puasa ini tidak mungkin kita ke SP 2 untuk shalat bersama. Sementara kalau mau shalat di sini kita belum punya mushala," ujar Arik (35), warga Transmigrasi SP3, Rabu (18/7/2012).

Warga lainnya, Syamsudin juga mengaku bingung harus shalat tarawih dimana saat bulan puasa nanti. "Ya, hanya Tuhan yang tahu pak, shalat sendiri di rumah juga bisa kok. Habis mau shalat bersama dimana coba, di jalan yang agak luas kan nggak mungkin entar basah kalau hujan," timpal Syamsudin.

Warga transmigrasi hanya bisa berharap, ada uluran tangan dari pemerintah daerah utamanya Pemerintah Provinsi Maluku Utara yang berwenang atas program transmigrasi SP3 Morotai, membangun sarana ibadah di lokasi SP3. "Karena setahu kami waktu diberangkatkan dari Jawa, di sini sudah ada tempat ibadah dan sebagainya. Nyatanya kita ke sini jalannya saja kayak begini," kritik Arik.

Terpisah, petugas Pendamping dan Pembimbing Masyarakat Transmigrasi (PPMT) SP3, Maidah Bajak mengatakan pihaknya akan menyediakan satu unit rumah kosong untuk dimanfaatkan sebagai tempat ibadah selama bulan puasa.

"Hanya saja yang menjadi masalah, rumah kosong itu mau ditempati pemilknya setelah lebaran. Setelah lebaran kita sudah tidak punya mushala lagi," tutur Maidah.

Dia juga berharap, pemerintah daerah secepatnya mengambil langkah untuk membangun mushala di lokasi SP3 Morotai.