Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komplotan Pemeras Sabur Sasar Homoseksual

Kompas.com - 02/08/2012, 17:27 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komplotan pelaku pemerasan dan pembunuhan terhadap Sabur (45) ternyata sudah lima tahun beraksi. Mereka selalu menyasar kelompok penyuka sesama jenis (homoseksual) di pusat-pusat perbelanjaan hingga kafe-kafe.

Kepala Subdit Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Helmy Santika mengatakan, komplotan ini memang spesialis memeras. Untuk kasus terakhir, Sabur terpaksa dibunuh karena berusaha melawan saat diperas dan disekap di dalam kamar kos-an.

"Dari awal, mereka sebenarnya berniat memeras. Ini sudah mereka lakukan sejak lima tahun lalu. Mereka selalu menyasar kelompok homoseksual," ungkap Helmy di Mapolda Metro Jaya Jakarta, Kamis (2/8/2012).

Berdasarkan pengakuan tersangka, pelaku sudah 10 kali melakukan aksinya. Mereka selalu melakukan modus yang sama. Para pelaku juga memiliki peranan masing-masing. Mereka biasa mencari korban di mall-mall dan kafe di kawasan Semanggi dan Sarinah.

"Mereka berbagi peran. Kalau targetnya penyuka sesama jenis, akan diumpan dengan laki-laki dari mereka yang juga penyuka sama seperti kasus Sabur. Sementara kalau targetnya normal, akan diumpanin perempuan," terang Helmy.

AL alias DM, lanjutnya, yang paling sering diumpankan oleh para pelaku. Pria bertato ini memiliki tubuh proporsional. Dia juga yang diumpankan kepada Sabur.

AL pun mengakui bahwa dia berkenalan dengan Sabur di Plasa Semanggi, sebelum akhirnya berada di kamar bersama Sabur. Meski begitu, pemuda ini membantah telah membunuh.

"Nggak (bunuh). Awalnya, cuma niat memeras, tapi dia (Sabur) ngelawan," imbuhnya.

Helmy mengatakan, pelaku lainnya yakni HG merupakan biseksual. HG lah yang mengumpulkan komplotan ini dan mengatur strategi untuk memeras. Sementara tersangka DD adalah seorang waria di Taman Lawang, Jakarta Pusat. Sedangkan dua tersangka lagi yakni SDN dan PT kerap dimanfaatkan pelaku-pelaku lain dalam memuaskan nafsu.

"Komplotan ini sebenarnya ada total 8 orang, ada perempuannya yang dijadikan umpan. Tapi untuk kasus Sabur hanya ada 5 orang," tutur Helmy.

Sementra Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Toni Harmanto menuturkan, pihaknya akan mencoba mengungkapkan kasus-kasus terkait komplotan ini.

"Kami hanya menemukan kendala karena kasus ini aib, jadi banyak yang segan untuk melapor. Namun, ini jadi tugas polisi untuk mengungkap," pungkas Toni.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com