Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidayat: Banyak Fitnah Kepada Saya dan PKS

Kompas.com - 16/08/2012, 13:51 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan calon Gubernur DKI Jakarta Hidayat Nur Wahid menilai banyak fitnah yang diarahkan kepadanya maupun Partai Keadilan Sejahtera terkait keputusan mendukung pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli atau Foke-Nara di putaran kedua Pilkada DKI.

Salah satu fitnah itu, kata Hidayat, terkait pernyataan bahwa dirinya maupun PKS tak konsisten. Pasalnya, di Pilkadatahun 2007 dan putaran pertama Pilkada 2012 banyak mengkritik Foke, namun malah memberikan dukungan.

"Saya kira banyak fitnah, distorsi yang ditujukan kepada saya maupun kepada PKS," kata Hidayat di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2012).

Hidayat menjelaskan, dirinya tak pernah mempermasalahkan langkah Jokowi yang maju di Pilkada DKI. Pihaknya hanya ingin kepastian dari Jokowi akan menyelesaikan tugasnya sampai 2017 jika terpilih nanti.

"Saya sudah menyatakan hal sejenis. Ketika saya dikritik bahwa saya hanya menjadikan gubernur sebagai batu loncatan untuk jabatan lain, saya dengan tegas katakan itu tidak benar. Kalau saya terpilih jadi gubernur, saya akan laksanakan amanat ini sampai tahun 2017 . Deklarasi semacam inilah yang kami tunggu dari Pak Jokowi," kata Hidayat.

Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan itu mengatakan, pihaknya justru konsisten dengan apa yang dikampanyekan selama putaran pertama. Pihaknya meminta kepada pasangan Foke-Nara untuk mengakomodir program-program PKS jika terpilih kembali.

"Pak Fauzi Bowo sampaikan kesanggupannya untuk melaksanakan. Artinya yang kami kritik diakomodasi jadi program beliau. Jadi kami berikan dukungan tidak gratisan. Tapi jangan diartikan kami minta duit atau minta jabatan. Itu semua fitnah," pungkas Hidayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com