Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keselamatan Jiwa Diabaikan

Kompas.com - 24/08/2012, 13:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Angka jumlah korban tewas dalam kecelakaan selama mudik mengesankan bahwa semua pihak telah mengabaikan keselamatan jiwa. Dalam dua hari terakhir saja, bertambah lagi korban tewas sebanyak 100 orang.

Data Korps Lalu Lintas Polri menunjukkan, sampai Kamis (23/8/2012) sudah 686 orang yang tewas.

Data itu juga menunjukkan, hingga kemarin sebanyak 5.532 orang terlibat kecelakaan. Jumlah ini lebih tinggi 1.069 orang ketimbang tahun lalu. Korban paling banyak berusia 16-20 tahun sebanyak 1.075 orang atau naik 64 persen ketimbang tahun lalu.

Selanjutnya korban berusia 21-25 tahun sebanyak 807 orang atau naik 113 persen dan usia 26-30 tahun sebanyak 574 orang atau turun 1 persen. Sebagian besar korban bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 3.386 orang, pengemudi sebanyak 1.088 orang, dan pegawai negeri sipil 112 orang.

Jika dilihat usianya, korban kecelakaan rata-rata berusia produktif dan menjadi tulang punggung bagi keluarganya.

Terus bertambahnya korban kecelakaan selama arus mudik dan arus balik Lebaran ini mengesankan tidak adanya penanganan serius dari pemerintah. Sejumlah pengamat mengatakan negara seolah kehilangan rasa krisis (sense of crisis) karena nyawa manusia begitu mudah melayang.

Sementara masyarakat juga seperti apatis terhadap keselamatannya sendiri.

”Semestinya ini sudah dianggap bencana nasional,” ujar Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit.

Ironisnya, lanjut Danang, dari tahun ke tahun persoalannya selalu sama dan tidak ada inovasi dari pemerintah untuk menangani ini. Jika berlangsung terus, dengan sendirinya persoalan ini akan meruntuhkan kredibilitas negara yang dianggap tidak mampu melindungi rakyatnya.

Sebelum jatuh korban lebih banyak, Danang berharap, ada tindakan nyata dari pemerintah untuk menekan angka kecelakaan. Langkah konkret yang masih mungkin diperbuat adalah pihak kepolisian dapat melakukan uji petik dengan menindak tegas para pemudik yang melanggar ketentuan lalu lintas atau menggunakan kendaraan yang melebihi muatan.

Pengemudi yang dianggap berbahaya dapat dialihkan ke moda transportasi lain, seperti bus, yang disediakan pemerintah.

”Polisi selalu bilang pelanggaran adalah awal dari kecelakaan, jadi seharusnya yang melanggar, ya, ditindak tegas, jangan sampai dibiarkan. Saya rasa Organda mau membantu pemerintah dengan menyediakan bus untuk mengangkut pemudik sepeda motor yang melanggar. Ini tinggal masalah komunikasi saja,” ucap Danang.

Di samping ada pemaksaan terhadap pemudik agar beristirahat, pemerintah juga perlu menetapkan standar penanganan gawat darurat saat terjadi kecelakaan untuk mengantisipasi korban meninggal bertambah.

”Setidaknya petugas medis di lapangan perlu ditambah agar penanganan kecelakaan bisa dilakukan dalam 30-45 menit. Selama ini, rata-rata ambulans dan petugas medis datang lebih dari satu jam sehingga korban tidak tertolong lagi,” ujar Danang.

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyatakan akan melakukan evaluasi. Ke depan, transportasi massal harus berbenah menjadi lebih baik agar tidak lagi banyak orang mengandalkan sepeda motor.

”Tentu kami prihatin dengan angka kecelakaan yang makin tinggi. Ini harus menjadi evaluasi bersama untuk mencari cara bagaimana mengurangi kejadian kecelakaan sejauh mungkin,” kata Bambang seusai melepas pemberangkatan para pemudik arus balik menggunakan KRI Banda Aceh di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah.

Untuk arus balik yang masih akan berlangsung, Bambang mengatakan, seluruh jajaran Kementerian Perhubungan agar turun ke jalan dan mengawal arus balik supaya tetap lancar. Berdasarkan evaluasi sementara, arus lalu lintas di jalan raya meningkat luar biasa pada waktu dan periode tertentu saat arus mudik, tidak seperti tahun sebelumnya ketika volume arus cenderung merata.

Secara terpisah, Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah Komisaris Besar M Naufal Yahya mengatakan, untuk mengurangi kecelakaan, semua pihak harus ikut berperan. Pihak kepolisian, setidaknya di Jawa Tengah, sudah mulai membenahi pendataan kecelakaan dan memperketat pemberian surat izin mengemudi (SIM).

”Itu saja tidak cukup kalau tidak diiringi pembenahan di bidang-bidang yang lain,” ujar Naufal.

Tidak punya SIM

Kepala Bagian Operasional Korlantas Polri Komisaris Besar Bambang Sugeng menyebutkan, mayoritas korban kecelakaan ternyata tidak memiliki SIM. Tercatat dari 4.676 korban kecelakaan, sebanyak 1.548 orang di antaranya tidak memiliki SIM.

Sugeng mengatakan, pihaknya terbuka untuk berdiskusi dan membicarakan hal ini dengan banyak pihak. ”Tidak bisa dilakukan sendiri. Harus dibicarakan bersama antarberbagai pihak terkait demi keamanan dan keselamatan di jalan,” katanya.

Pengamat transportasi dari Institut Teknologi Bandung, Ofyar Tamin, mengatakan, masyarakat terpaksa memilih jalan pintas saat pemerintah belum mampu menyediakan manajemen transportasi angkutan massal saat mudik dan balik Lebaran.

”Mudik dengan sepeda motor adalah contoh jalan pintas yang dipilih sebagian besar masyarakat meski risiko kecelakaan yang melibatkan sepeda motor sangat tinggi,” ujarnya.

Ofyar berharap, pemerintah bisa bekerja sama dengan perusahaan swasta mengatasi tingginya minat pemudik menggunakan sepeda motor. Hal ini antara lain mewajibkan perusahaan swasta memfasilitasi mudik bareng menggunakan angkutan massal.

Kecelakaan fatal kemarin terjadi di Lampung Selatan. Dua orang tewas dalam tabrakan antara bus Damri pengangkut pemudik dan truk pikap. Kecelakaan ini terjadi ketika truk pikap L300 bernomor polisi BE 9271 BK dari arah Bandar Lampung tiba-tiba bergerak keluar dari jalurnya, sementara dari arah berlawanan muncul bus Damri nomor polisi B 7517 IW.

Tabrakan fatal pun tidak bisa dihindarkan. Sopir truk pikap, Sucipto (37), dan kernetnya, Nurzain (47), tewas di lokasi kejadian dengan kondisi terjepit badan mobil.

Di Desa Jembayat, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, sebuah mobil bertabrakan dengan bus PO Kurnia. Akibat peristiwa ini, dua orang tewas, yakni Anjar (57) dan Arjuna (9 bulan). Empat orang lainnya luka-luka.

Kecelakaan juga terjadi di Jati Barang, Indramayu, Jawa Barat. Pengendara sepeda motor ditabrak bus. Akibatnya, anak dari pengendara sepeda motor asal Bogor, Agus Abdurahman (20), tewas. (ILO/ADH/EKI/UTI/JON/CHE)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juni 2024

    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juni 2024

    Nasional
    Tanggal 29 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

    KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

    Nasional
    2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

    2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

    Nasional
    Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

    Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

    Nasional
    Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

    Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

    Nasional
    Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

    Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

    Nasional
    Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

    Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

    Nasional
    Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

    Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

    Nasional
    Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, 'Insya Allah'

    Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, "Insya Allah"

    Nasional
    Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

    Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

    Nasional
    BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

    BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

    Nasional
    Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

    Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

    Nasional
    Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

    Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

    Nasional
    Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

    Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com