Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Lawan dalam Tawuran, Jasuli Tewas Disambar Kereta

Kompas.com - 31/08/2012, 06:00 WIB

Saksi mata bernama Saman (46) mengatakan, tawuran itu terjadi ketika lalu lalang kereta cukup ramai. Ketika ada kereta melintas dari arah Jakarta ke Bekasi di jalur satu, pelajar yang tawuran menghindar ke jalur dua. Begitu juga saat ada kereta melintas dari Bekasi ke Jakarta di jalur dua, pelajar menghindar ke jalur satu.

Kemudian, Jasuli berlari ke Stasiun Buaran akibat dikejar kelompok pelajar lawan. Jasuli berlari di jalur satu. Diduga panik akibat dikejar, Jasuli tidak menyadari di belakangnya ada commuter line yang melaju dari Jakarta ke Bekasi. Jasuli pun ditabrak dan tewas dengan kondisi tubuh mengenaskan.

Tubuh Jasuli terseret ke kolong kereta yang baru bisa berhenti di Stasiun Buaran. Jasuli terseret 25-50 meter dari arena tawuran.

Dari lokasi itu, jenazah Jasuli dibawa ke RSCM untuk diotopsi. Jenazah kemudian diambil keluarga dan disemayamkan di Bintara Jaya, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat. Jasuli dimakamkan di TPU Pondok Kelapa, Jaktim, Kamis siang.

Yosef Dadang, paman Jasuli, mengatakan, keluarga amat terpukul. ”Padahal, anak ini baik dan tidak bermasalah di rumah,” katanya.

Di sekolah, Jasuli aktif mengikuti kegiatan marawis. Untuk itu, sulit dimengerti mengapa Jasuli terlibat tawuran, tetapi malah tewas ditabrak kereta.

Kasus tawuran kini diselidiki oleh Polsek Duren Sawit.

Dimintai komentarnya, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mendesak sekolah dan keluarga aktif memantau kegiatan anak-anak. ”Tidak bisa anak dibiarkan saat selepas pulang sekolah atau pergi menuju sekolah,” kata Arist.

Orangtua dapat mengantar dan menjemput anak di sekolah. Cara tersebut bukan mempersempit ruang gerak, melainkan agar anak dalam pantauan orangtua.

Sekolah juga diminta terus mengingatkan siswa agar tidak tawuran. ”Ikutkan siswa dalam banyak kegiatan non-pelajaran yang positif,” kata Arist.

(Ambrosius Harto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com