Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Bentrok Kelompok John Kei-Hercules Terencana

Kompas.com - 31/08/2012, 21:06 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Hengky Hariyadi mengatakan, bentrok perebutan lahan di Cengkareng, Jakarta Barat, diduga sudah direncanakan kelompok John Kei. Motif penyerangan itu hingga kini masih didalami kepolisian.

"Kalau melihat jumlah massa yang cukup banyak yang dibawa kelompok John Kei, tidak mungkin ini secara spontan. Pasti sudah direncanakan sebelumnya," ujar Hengky, Jumat (31/8/2012), di Mapolda Metro Jaya.

Hengky menuturkan, sebelum menyerang kelompok Hercules, kelompok Kei berkumpul terlebih dulu di kawasan Ciledug. Mereka dikoordinasi oleh Rais Kei yang masih buron hingga saat ini. Sebanyak 99 orang ditetapkan sebagai tersangka dalam bentrokan tersebut. Salah seorang di antaranya adalah tangan kanan John Refra Kei yang kini jadi terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap bos PT Sanex Steel Indonesia, Tan Harry Tantono alias Ayung.

Menurut Hengky, sebagian besar tersangka hanya berperan sebagai eksekutor penyerangan. Mereka dijanjikan imbalan Rp 100.000-Rp 500.000 per minggu jika berhasil menguasai lahan yang dijaga kelompok Hercules. "Soal siapa yang berikan perintah ini masih kami dalami," kata Hengky lagi.

Selain motif ekonomi, pelaku juga bergerak karena ada faktor primordialisme. Saat ini, 99 tersangka sudah tiba di Polda Metro Jaya, mereka sedang dalam pemeriksaan kesehatan di Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Toni Harmanto memastikan bahwa semua tersangka berasal dari kelompok John Kei. Toni beralasan kelompok Hercules tidak dijadikan tersangka karena pelaku pembawa senjata tajam tewas setelah ditembak polisi seusai bentrokan terjadi.

"Yang bawa senjata tajam dari kelompok Hercules itu yang tewas setelah mobilnya ditembak karena berusaha kabur. Sementara anggota lainnya tidak terbukti karena hanya menyopiri mobil," ujar Toni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com