Namun, aparat lagi-lagi berkilah. Meski sudah diakui warga, penegak hukum enggan mengakui kedua wilayah tersebut rawan aksi tawuran.
"Tidak bisa dikatakan demikian, bisa saja pelajar di Jakarta Pusat tawurannya di Jakarta Timur, artinya tidak bisa diprediksi dimana tempat kejadiannya," tegas Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur, saat dihubungi terpisah.
Dian menambahkan, pihaknya telah menjalankan prosedur pengamanan dengan tepat. Petugasnya melakukan upaya pencegahaan dengan menggelar patroli rutin di wilayah-wilayah tersebut.
Jika menemukan kelompok pelajar yang memiliki gelagat mencurigakan, Dian mengatakan, pihaknya langsung membubarkannya.
Mata Ani masih sayu dengan derai air mata. Selepas pemakaman anaknya pada Jumat lalu, dirinya masih tak percaya kehilangan anak kesayangannya dengan cara yang mengenaskan.
"Kayaknya gampang bener anak saya mati. Biarlah kita aja yang merasakan, namanya takdir, saya terima," ujarnya pelan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.