Yiliang, Sabtu -
Perdana Menteri China Wen Jiabao pada Jumat malam mengunjungi Yiliang, daerah yang menderita paling parah akibat gempa. Ia mendesak petugas agar melipatgandakan usaha menemukan korban selamat pada masa kritis 72 jam setelah gempa.
”Menyelamatkan korban adalah prioritas utama,” perintah Wen yang disiarkan dalam siaran berita stasiun televisi CCTV.
Dalam upaya mencari korban yang selamat, petugas menemukan lebih banyak lagi korban di balik reruntuhan bangunan. Korban tewas bertambah menjadi 80 orang dan 820 orang lainnya cedera. Lebih dari 201.000 orang kehilangan tempat tinggal akibat dua gempa yang masing-masing bermagnitudo 5,6 tersebut.
Di Yiliang, ambulans hilir mudik menembus kerumunan manusia untuk membawa korban cedera ke rumah sakit. Jumlah korban tewas sangat mungkin bertambah karena kerusakan infrastruktur telekomunikasi menyebabkan petugas sulit mengumpulkan informasi.
Adapun korban selamat untuk sementara ditampung di sejumlah tempat pengungsian. Sebagian besar korban memilih tinggal di ratusan tenda yang didirikan di alun-alun Yiliang karena mereka khawatir dengan banyaknya gempa susulan.
”Rumah dan bangunan terus bergoyang. Karena punya empat anak, saya tak bisa tinggal di dalam bangunan,” ujar Qing, korban yang menggambarkan guncangan gempa sebagai ”sangat mengerikan”.
Pemerintah China mengucurkan dana 1,05 miliar yuan (Rp 1,5 triliun) untuk upaya pemulihan akibat bencana. Menurut Kementerian Keuangan, yang dikutip situs China News, dana itu digunakan untuk menyediakan tempat penampungan, layanan kesehatan, membangun rumah dan jalan, serta memperbaiki infrastruktur.
Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Yunan mengumumkan, gempa menghancurkan 6.650 rumah dan menyebabkan 430.000 rumah rusak dan tidak aman untuk dihuni. Kerugian material diperkirakan mencapai 3,5 miliar yuan (Rp 5,3 triliun).
Tabloid