Batam, Kompas
Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) M Sani mengatakan, minat itu dinyatakan duta besar masing-masing negara saat berkunjung ke Kepri, 7-9 September 2012. Kunjungan itu diikuti 24 duta besar dan sembilan pejabat kekonsuleran dari tujuh negara. ”Kunjungan ini diinisiasi Kementerian Luar Negeri untuk mempromosikan potensi Indonesia. Sebagian sudah menyatakan minatnya pada Kepri,” ujarnya, Minggu (9/9), di Batam.
Duta Besar Timor Leste, Brunei, dan Irak menyatakan tertarik dengan anjungan pengeboran dan pipa produksi Batam. Duta Besar Irak Ismail Shafiq Muhsin menyatakan akan membawa pengusaha ke Batam. Kunjungan itu untuk memastikan jenis anjungan dan pipa minyak yang dibutuhkan di Irak.
”Irak sedang berusaha bangkit kembali. Mereka mencari produk penunjang untuk salah satu sektor andalannya, yakni pengeboran minyak,” ujar Sani.
Para duta besar itu menilai anjungan buatan Batam kompetitif, terutama dari dari segi harga dan mutu. Batam bisa memberikan harga kompetitif antara lain karena sejumlah kemudahan fiskal untuk industri di kota itu.
”Kami berharap duta besar negara lain juga mengajak investornya datang ke Kepri. Di sini masih banyak peluang investasi,” tutur Sani.
Sementara pemimpin Citramas Group Kris Taenar Wiluan mengatakan, Batam memasok anjungan pengeboran antara lain untuk Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Australia.
Perusahaannya sendiri berkonsentrasi di Asia Pasifik dan Timur Tengah. ”Peluang di industri anjungan dan pendukung pengeboran minyak masih terbuka lebar,” ujarnya
Di laut Australia dan Timor saja, ada 18 blok pengeboran lepas pantai. Blok-blok itu butuh pasokan anjungan pengeboran.
”Di Kepri ada blok-blok migas yang membutuhkan hingga
Citramas Group lewat PT Citra Turbindo Engineering
”Anjungan berdaya 2.000 tenaga kuda itu bisa memproduksi hingga 160.000 barrel per hari,” ungkapnya.
Kris juga mengatakan, anjungan hanya sebagian dari potensi bisnis logistik pengeboran minyak dan gas di Batam.