Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungkapan Kasus Rendah, Penjahat Beraksi di Keramaian

Kompas.com - 11/09/2012, 09:52 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi perampokan di Jakarta kian mengkhawatirkan. Bukan hanya tempat sepi atau jauh dari keramaian yang disasar pelaku, namun juga tempat publik dan tergolong ramai. Jika aparat penegak hukum dianggap kurang berperan, publik menjadi faktor penting pencegahan aksi perampokan tersebut.

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, mengatakan, kian maraknya aksi perampokan di tempat-tempat publik terjadi karena tingkat pengungkapan kasus yang rendah oleh aparat kepolisian. Kondisi demikian dianggap mampu meningkatkan kepercayaan diri pelaku untuk menjalankan aksinya berulang kali.

"Statistik kejahatan Polri sudah membuktikan itu. Di dalam pikiran perampok, resiko kejahatan mereka rendah," ujar Amriel saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/9/2012) malam.

Di sisi lain, Amriel melanjutkan, selain oleh aparat penegak hukum, sistem keamanan di lingkungan juga menjadi tanggung jawab masyarakat umum. Namun, mengapa masyarakat juga tak berkutik dengan maraknya aksi kejahatan tersebut? "Karena efek penggunaan senjata oleh pelaku dan ketidakpercayaan publik," lanjutnya.

Menurutnya, ditengah aksi kejahatan yang makin menjadi, dimana pelaku menggunakan senjata dalam melakukan aksinya, keselamatan pribadi menjadi agenda utama orang yang berada di sekitar lokasi kejahatan. Di sisi lain, warga pun enggan memberikan keterangan kepada aparat kepolisian karena citra negatif institusi seragam cokelat tersebut.

Kurang Dari Dua Pekan, Tiga Perampokan

Dalam kurun waktu kurang dari dua pekan, yaitu pada Jumat, 31 Agustus 2012 hingga Senin, 10 September 2012, tercatat terjadi perampokan sebanyak tiga kali. Ketiganya terjadi di tempat-tempat umum yang tergolong ramai. Dua kejadian di jalur Kanal Banjir Timur (KBT), sementara satu perampokan terjadi di pinggir Jl. Cipinang Jaya Raya.

Jumat (31/8/2012) dini hari sekitar pukul 00.05 WIB, dua orang perampok menggunakan senjata api beraksi di jembatan KBT Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur. Korban atas nama Sukirno (43), dihadang pelaku yang menodongkan senjata api ke bagian wajah. Honda Supra-X bernopol B3980FIU miliknya pun seketika berpindah tangan.

Rabu (5/9/2012) dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB, jalur KBT kembali memakan korban. Ronald Hutayan (24) dan Rendi Siregar(17). Warga Kranji, Bekasi, Jawa Barat, menjadi sasaran selanjutnya. Motor Suzuki Satria digasak pelaku. Tak hanya itu, pelaku yang berjumlah enam orang tega membacok korban hingga luka bagian lengan dan perut.

Peristiwa terakhir, Senin (10/9/2012) pukul 10.15 WIB. pegawai SPBU, Wawan Kurniawan dan Suprapto, tengah melajukan motor menuju Bank Mandiri di Jl. Cipinang Jaya, Jatinegara, Jakarta Timur. Dua pelaku yang juga bermotor memepet dan mengayunkan sebilah pedang ke arah lengan korban. Setelah dilumpuhkan, pelaku pun menggasak uang tunai sejumlah Rp. 85 juta, hasil penjualan SPBU.

Masyarakat Berperan

Kepala Bagian Humas Polres Jakarta Timur, Komisaris (pol) Didik Haryadi menegaskan, pihaknya telah meningkatkan patroli rutin, terutama pada waktu-waktu serta tempat-tempat rawan. Namun, mengingat keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki polisi, maka peran meningkatkan keamanan sebaiknya turut diemban warga lingkungan.

"Masalah keamanan dan ketertiban, itu tanggung jawab bersama. Patroli kita setiap malam di tempat-tempat rawan. Tapi kita membutuhkan masyarakat juga," ujar Didik.

Untuk itu, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberdayakan Sistem Komunikasi Masyarakat (Siskomas) atau Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Pokdarkamtibmas) serta Unit Pembinaan Masyarakat yang ada di tiap Polsek. Dengan demikian, keamanan turut tercipta bukan hanya dari aparat kepolisian, namun juga masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com