Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 20/09/2012, 20:36 WIB
Penulis Icha Rastika
|
EditorKistyarini

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) menerima laporan dugaan praktik joki suara yang diduga dilakukan tiga perempuan di tempat pemungutan suara (TPS) 08 di Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Ketiga perempuan itu, masing-masing berinisial EH, FU, dan MH, digelandang ke kantor Panwaslu oleh KPPS TPS 08, Hery Budianto, di Harmoni, Jakarta, Kamis (20/9/2012) sore.

Bersamaan tiga perempuan itu, diamankan juga seorang warga di lingkungan TPS berinisial HT yang diduga menyuruh ketiga wanita itu menggantikan anaknya menggunakan hak suara.

Menurut Hery, saat datang ke TPS, ketiga perempuan itu membawa undangan atas nama orang dengan nama belakang yang sama satu sama lain. Nama belakang itu juga sama dengan nama belakang HT. Namun, lanjutnya, petugas TPS menjadi curiga karena perawakan tiga wanita itu ada yang tidak mirip dengan HT.

"Setelah itu, saya panggil mereka satu. Kalau enggak salah, nomor 43 di DPT itu," tambah Herry. Dia juga menanyakan kartu tanda penduduk  perempuan itu untuk dicocokkan. Namun, lanjut Hery, ketiganya mengaku bahwa KTP mereka tertinggal.

Tak patah arang, Hery menanyakan kepada wanita itu tanggal lahir mereka. Namun, menurutnya, ketiga wanita itu mengaku lupa akan tanggal lahir masing-masing.

"Tiga-tiganya alasannya lupa semua. Sampai ada ribut-ribut. Tetap enggak mau ngaku itu nama siapa, datang petugas keamanan, jadi ramai begini," tambah Hery.

Tidak lama kemudian, lanjutnya, HT mendatangi TPS dan mengaku telah menyuruh tiga perempuan itu menggantikan tiga anaknya untuk memilih.

Menurut peraturan perundangan, pemilihan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tidak dapat digantikan oleh pihak lain. Warga yang terdaftar sebagai pemilih, harus datang langsung ke TPS untuk menggunakan hak suaranya.

HT mengaku tidak tahu bahwa pencoblosan pasangan calon tidak dapat digantikan orang lain. Dia mengaku menyuruh tiga wanita itu untuk menggantikan tiga anaknya yang berada di luar kota. "Saya pikir enggak boleh golput (tidak memilih). Saya bilang manfaatkan saja," katanya.

HT juga mengaku tidak mengarahkan ketiga wanita itu untuk memilih salah satu pasangan calon. Ketiga wanita itu memang belum sempat mencoblos.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


    27th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke