”Sementara kalau melihat video klip resmi yang dipergunakan Foke-Nara, kelihatan menyasar kelompok menengah bawah dan menonjolkan iming-iming atau janji yang selama ini diklaim sebagai prestasi Foke,” kata Haryanto.
Soal isu SARA, dia juga meyakini bahwa isu tersebut tidak efektif walaupun sudah sedemikian rupa mendiskreditkan
”Hingga Kamis (20/9) pagi pun, seorang teman masih menemukan selebaran yang ditumpuk di wilayah Pasar Minggu dan itu tak menggoyahkan perilaku pemilih. Jadi, memang isu SARA tidak menjadi faktor utama. Pendekatan kuno untuk mendiskreditkan begini sudah tak lagi atau tidak akan ’dimakan’ oleh masyarakat umum walau belum seluruhnya. Jika memang ada kedewasaan masyarakat dalam menyikapi hal ini, kampanye hitam apa pun tak kena,” kata Haryanto.
Belajar dari Pilkada DKI ini, terkait dengan pengaturan media oleh negara, sebaiknya hanya dilakukan pada media massa mainstream dan membiarkan dinamika dalam media sosial berjalan dengan sendirinya.
”Pesan negatif yang ada ternyata langsung direspons oleh pesan-pesan positif dari kubu lainnya. Masyarakat sudah makin dewasa,” ujar Haryanto.