Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miras Oplosan Pembawa Petaka

Kompas.com - 10/11/2012, 07:19 WIB

Tengah hari menjelang shalat Jumat, Dahlan (50) duduk di emperan rumahnya di RT 003 RW 001, Kelurahan Jurangmangu Barat, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Jumat (9/11). Ia tengah berduka.

Tenda terpasang di halaman rumah. Di bawah tenda, kursikursi masih bertumpuk, belum ditata. Ibu-ibu terlihat tengah menyiapkan makanan.

”Ini sedang persiapan acara tiga harian kematian anak saya,” kata Dahlan.

Dahlan baru saja kehilangan, Robi (37) yang diduga tewas karena keracunan minuman keras (miras) oplosan yang dibeli dari sebuah warung jamu milik Dir di Jalan Ceger Raya, Jurangmangu Barat.

Tidak seperti layaknya warung jamu, di warung itu juga dijual minuman keras murah sejenis ciu, mansion, dan sejumlah merek lain yang kemudian dioplos dengan berbagai bahan lain.

Minuman keras oplosan dari warung itu lantas ditenggak Robi dengan sejumlah orang lainnya saat acara hiburan dangdut di kawasan itu.

Tarmizi (19), adik Robi, menceritakan, seusai minum minuman keras oplosan itu kondisi kakaknya langsung lemas.

”Waktu pulang ke rumah, kakak saya sudah lemas, mata merah. Tetapi, Senin sore itu masih minum miras oplosan lagi bersama teman-temannya. Akhirnya, malam itu kakak mulai merasa meriang,” tuturnya.

Pada Rabu (7/11), kondisi Robi semakin parah. Ia muntahmuntah dan mulutnya berbusa. ”Badannya juga membiru,” tambah Dahlan.

Hari itu juga keluarga membawa Robi yang tidak sadarkan diri ke rumah sakit. ”Kami bawa ke RS Sari Asih, tetapi rumah sakit mengatakan kondisinya sudah parah. Akhirnya dia meninggal,” ujar Tarmizi.

Ternyata, peristiwa naas itu tidak hanya dialami Robi. Dua rekannya yang ikut minum, yaitu Samsuri (34), warga Jurangmangu Timur, dan Nurohman (24), warga Jalan Gapura Menteng, Jurangmangu Barat, juga tewas. Kendati sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawa kedua orang itu tidak tertolong. Selain menewaskan tiga orang, seorang lagi, Bet, kondisinya masih kritis di rumah sakit.

Menurut Tarmizi, kematian ketiga orang itu membuat rekan-rekannya dan sejumlah warga tidak terima. Mereka mendatangi warung jamu milik Dir untuk meminta tanggung jawab.

”Waktu pertama digerebek, ia sempat membantah menjual minuman keras. Tetapi setelah dicari-cari, ditemukan botol-botol minuman keras sehingga kemudian dihancurkan,” ujarnya.

Selain menghancurkan sisa stok minuman keras, warga yang marah juga merobohkan lapak tempat Dir berjualan. Sisa lapak itu lantas dibuang ke sungai yang mengalir di seberang warung.

”Ia (Dir) sudah bertahun-tahun berjualan, tetapi baru kali ini kejadian seperti ini,” tambah Tarmizi.

Dir akhirnya diamankan ke Polsek Pondok Aren. Kapolsek Pondok Aren Komisaris Parmono, saat dikonfirmasi, membenarkan peristiwa itu.

”Benar ada yang meninggal, diduga karena minum oplosan, jadi semacam jamu,” kata Parmono.

Hanya saja ia masih belum bisa memberikan keterangan detail karena kasus ini masih dalam penyelidikan. Namun, Parmono membenarkan, Dir, pemilik warung, telah diamankan oleh polisi.

Menurut Tarmizi, setahu dia, minuman keras oplosan itu dibuat dari berbagai bahan.

”Ada ciu, mansion, intisari, yang dicampur dengan bahanbahan lainnya. Katanya, rasanya juga sama sekali tidak enak,” ujarnya.

Ia menyebutkan, harga minuman yang masih belum dioplos Rp 20.000 per botol. Minuman yang sudah dioplos dijual dalam botol air mineral kemasan.

”Kalau yang seukuran botol air mineral kemasan tanggung harganya Rp 22.000 per botol. Kalau yang ukuran besar, dijual Rp 50.000,” papar Tarmizi.

Dahlan mengatakan, telah mengikhlaskan kematian anaknya itu. ”Ikhlas saja, anak sudah begitu. Saya juga tidak tahu bikin minumannya seperti apa, campurannya apa bisa seperti itu,” katanya.

Tarmizi menambahkan, meski keluarga sudah ikhlas, ia meminta penjual minuman keras oplosan yang berkedok tukang jamu ditindak.

”Harusnya ditindak agar tidak ada lagi korban seperti kakak saya,” katanya.

(prasetyo eko prihananto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com