Mohamed Samir, dokter Rumah Sakit Assiut, tempat para korban dirawat, mengatakan, kondisi korban tewas sangat mengenaskan. Hal ini menyebabkan pihak berwajib kesulitan menghitung dan mengidentifikasi jenazah.
Para orangtua siswa menuntut pertanggungjawaban otoritas transportasi atas peristiwa ini. Merespons tuntutan itu, Gubernur Provinsi Assiut Yehya Keshk membentuk komite pencari fakta untuk menyelidiki insiden tersebut.
Kalangan pengamat transportasi setempat menilai, kecelakaan ini merupakan akibat dari sistem transportasi yang buruk di Mesir, termasuk di sektor perkeretaapian. Selain prasarana yang minim perawatan, manajemen otoritas perkeretaapian Mesir juga dinilai tak profesional.
Menurut Keshk, penjaga pintu pelintasan tertidur saat insiden terjadi. ”Penjaga pintu pelintasan KA tertidur saat insiden terjadi. Yang bersangkutan saat ini telah ditahan,” ujarnya.
Selain 50 korban jiwa, lanjut Keshk, sekitar 15 orang saat ini dirawat secara intensif di rumah sakit terdekat. Pemerintah setempat mengirimkan tim yang beranggotakan 45 dokter untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Hanya beberapa jam setelah kecelakaan tragis di Assiut itu, sebuah kecelakaan lain terjadi di dekat ibu kota Mesir, Kairo. Sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi di sisi jalan yang salah menabrak sebuah minibus berisi 15 orang.
Sebanyak 12 orang tewas dalam kecelakaan itu dan tiga orang terluka. Polisi langsung menahan sopir truk di lokasi kejadian saat petugas penyelamat berusaha menolong para korban. (REUTERS/AP/AFP/GRE)