Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Cadas Sang Raja Kepala Sabuk

Kompas.com - 01/12/2012, 03:33 WIB

”Suatu saat nanti saya akan menggarap pasar dalam negeri secara lebih serius seperti saya menggarap pasar luar negeri,” ucap Hedi.

Kini dia meluncurkan produk untuk pasar dalam negeri yang dibuat dalam jumlah besar, tetapi tidak diedarkan ke luar negeri. Dengan kualitas penggarapan yang sama, Hedi mematok harga Rp 200.000 hingga Rp 500.000 untuk satu buah kepala sabuk.

Ulet

Kiprah Hedi dalam dunia usaha sudah dimulai sejak tahun 2005. Ketika itu dia masih membantu Fourspeed Metalwerks yang dikelola sepupunya, Hilton Kurniawan. Waktu itu produk mereka ditawarkan melalui katalog yang dititipkan ke beberapa distro di Bandung. Begitu Hedi diserahi usaha tersebut, yang terlintas adalah keinginan untuk membawa produknya ke luar negeri.

”Band pertama yang melintas di kepala saya adalah band hip-hop favorit saya, House of Pain,” kata Hedi.

Dia kemudian mengirimkan sampel produknya kepada manajemen band tersebut pada tahun 2010, tetapi ditolak. Barangkali saat itu pihak manajemen band melihat perusahaannya belum mapan.

Namun, Hedi tidak menyerah. Dia lalu mendekati orang-orang di lingkaran pergaulan sosial para personel band tersebut. Usahanya tidak sia-sia, saat karyanya ditemukan sang vokalis, Danny Boy. Bahkan, Danny Boy sendiri yang kemudian menghubungi Hedi untuk mengajak bekerja sama.

Sejak itu Hedi semakin percaya diri menawarkan produknya kepada para musisi metal di Amerika Serikat. Ia terbantu dengan promosi ”getok tular” alias dari mulut ke mulut. Dengan cara ini pula terbuka kesempatan bagi Fourspeed Metalwerks berkolaborasi dengan Sepultura.

Kini dia mengincar grup Metallica untuk diajak bekerja sama. Keinginan Hedi bukan sekadar basa-basi karena dia sudah bekerja sama dengan istri basis grup tersebut, Chloe Trujillo. Tinggal selangkah lagi menjelang cita-citanya itu tercapai.

Dengan pencapaian ini Hedi membuat kejutan dengan mengaku bahwa dia adalah lulusan SMA yang tidak lulus dalam tes penerimaan mahasiswa di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB).

Meski demikian, dia tidak pernah menyesali jalan hidupnya karena sekarang justru Hedi yang diundang sebagai pembicara oleh mahasiswa FSRD ITB. Bahkan, dia menjadi ”pembimbing” tugas akhir mahasiswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com