Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Informan Polisi, Pria Ini Dihajar Penadah Curanmor

Kompas.com - 07/12/2012, 21:19 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Dituduh sebagai informan polisi atau kibus, Muhammad Syafii (44), warga Jalan Puyuh XV, Perumnas Mandala, Medan, dihajar tiga pria hingga babak belur di rumahnya, Selasa kemarin. Diduga, ketiga pelaku pemukulan adalah penadah sepeda motor hasil curian.

Korban lalu membuat laporan ke Mapolsek Percut Sei Tuan. Dari surat bernomor STPL/3461/XII/SPKT Percut Sei Tuan, diketahui pelaku yang menganiaya korban bernama Ammur Dok, Ganda, dan Moris.

"Saya lagi di rumah, tiba-tiba di datangi pelaku. Ganda adalah polisi yang disersi, Moris pensiunan PM dan Ammur Dok seorang preman. Mereka menuduh saya kibus (informan, red) terus memukuli," kata korban saat berada di kantor polisi, Jumat (7/12/2012). Korban sehari-harinya bekerja sebagai wartawan cetak mingguan di Kota Medan.

Menurut Syafii, para pelaku mengeroyoknya karena merasa dirinya lah yang memberi informasi ke Polda Sumut yang kemudian menggerebek rumah Moris di Jalan Sei Rotan. Moris diduga sebagai penadah sepeda motor curian.

"Saya kenal Moris saat motor keluarga saya dicuri. Saya mendapat informasi motor itu berada di rumahnya," ungkapnya.

Lanjut korban, berbekal BPKB dan STNK, dia menjumpai Moris di rumahnya meminta agar sepeda motor merk BSA milik keluarganya yang hilang di Jalan Garu III pada November lalu dikembalikan. "Saya sempat berembuk dengannya, kalau mau mengembalikankami cabut laporan, tapi dia membantah kalau motor itu ada sama dia," kata korban.

Selang beberapa hari, rumah Moris digerebek, tapi saat itu Moris sedang tidak berada di tempat. "Karena saya sempat mendatangi rumahnya, Moris langsung beranggapan saya lah kibus yang mengatakan dia penadah," ucapnya.

Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan, AKP Faidir Chan mengatakan, apabila bukti sudah lengkap pihaknya akan segera membekuk tiga pelaku. "Kasus ini masih kita selidiki, kalau bukti sudah lengkap akan kita jemput," tegasnya. .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com