Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Gembrong "Baru" Masih Sepi

Kompas.com - 08/12/2012, 08:55 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Gembrong, merupakan salah satu pasar mainan anak-anak terbesar di DKI Jakarta. Bertempat di sudut strategis yakni simpang Jalan DI Panjaitan dan Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur, Pasar Gembrong menjadi pasar pilihan masyarakat.

Namun, keberadan kios-kios semi permanen di sepanjang jalan tersebut rupanya tergolong liar. Sejak Juni 2010, Pemerintah Kota Wilayah Jakarta Timur, telah menghapus JT 22-23, yakni kode bahwa pasar itu binaan Wailkota dan memindahkan pedagang ke bangunan yang baru.

Meski telah memiliki gedung baru, yakni di Jalan Basuki Rahmat yang mengarah ke Duren Sawit, para pedagang tidak juga menempati bangunan tersebut. Para pedagang lebih memilih kios-kios dengan bahan kayu seadanya untuk berjualan. Alhasil, Pasar Gembrong yang resmi pun sepi.

Melatiana, Kepala Marketing PT Bintang Indah, perusahaan yang mengelola Pasar Gembrong yang resmi, mengungkapkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada para pedagang untuk meninggalkan bedeng tersebut. Sosialisasi pun sempat berhasil. Namun, para pedagang kembali ke bedeng dengan alasan tersendiri.

"Sempat mereka berdagang dua bulan lebih. Tapi mereka balik lagi ke tempat yang lama. Padahal kita sudah siap menampung mereka," ujarnya saat ditemui Kompas.com beberapa waktu lalu.

Melatiana heran mengapa pedagang mainan tak memilih pasar resmi sebagai tempat berdagang. Padahal, ketika sosialisasi pengelola pasar dengan pedagang, sistem penempatan kios telah disepakati, antara lain biaya sewa tak terlampau mahal, yakni Rp 5 juta per enam bulan. Namun entah mengapa, para pedagang memilih kembali ke tempat semula.

"Biaya kontraknya juga nggak mahal-mahal. Malah waktu pertama sosialisasi, mereka yang pegang kendali. Mereka mau pakai KPR, kita sih iya saja," lanjutnya.

Pasar Gembrong resmi dinamakan Pasar Cipinang Selatan. Pasar itu dibangun diatas tanah seluas 3.300 meter persegi dengan dua lantai, yakni lantai basement dengan kapasitas 159 kios dan lantai dasar dengan kapasitas 126. Namun dari 285 kios yang tersedia, hanya sekitar 60 kios yang ditempati pedagang.

Meski sepi pedagang, pihak pengelola tak gusar karena telah menjalankan amanat Walikota untuk menampung para pedagang mainan. Pengelola menganggap kondisi itu tidak akan berlangsung lama karena nilai lebih tempat mereka.

"Kita sih nggak gusar ya, kami juga anggap ini investasi. Nanti mereka juga kesini, pasar di Tangerang saja butuh waktu dua tahun. Yang penting tempat yang kami sediakan, bagus," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com