Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Bakso Menanti "Pukat" dari Jokowi

Kompas.com - 21/12/2012, 22:31 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belasan pedagang bakso itu begitu bergembira saat pondokan mereka disambangi calon Gubernur DKI Jakarta pada hari pertama kampanye putaran kedua Pemilukada DKI Jakarta, Sabtu (15/9/2012). Calon gubernur itu, Joko Widodo, sekarang telah terpilih dan mulai menjalankan tugasnya.

"Waktu mampir ke sini dia enggak janji apa-apa. Cuma ngobrol biasa aja. Tapi kami senang banget waktu itu," kata Nuryanto (56) saat ditemui Kompas.com, di dekat Pasar Pejagalan, Warung Buncit, Jakarta Selatan, Jumat (21/12/2012).

Saat itu, Jokowi memang tidak banyak bicara. Ia hanya menanyakan proses pembuatan bakso, memperhatikan cara kerja mereka serta sedikit mencoba mengolah adonan. Situasi usaha mereka saat ini sedang berada pada posisi terpukul dan labil, mati sayang hidup pun tak mau. Kondisi ini tak lain merupakan imbas dari isu bakso daging babi yang berkembang akhir-akhir ini di Jakarta.

Akibat ulah beberapa pedagang daging yang tak berhubungan langsung dengan Nuryanto dan kawan-kawan, mereka harus menanggung rugi yang tak sedikit. "Bawa pulang Rp 200.000 aja sudah untung banget. Padahal setoran kami Rp 300.000 per hari," keluh Pairin (45), rekan Nuryanto.

Mereka pun terpaksa berutang kepada pemilik/pemodal usaha. Tidak hanya itu, keputusan untuk membatasi jadwal menjenguk keluarga di kampung pun terpaksa diambil. "Punya tiga anak di kampung (Boyolali, Jawa Tengah). Semuanya masih sekolah. Terpaksa ya kami tunda dulu pulang kampungnya," kata Pairin.

Sudah 25 tahun Pairin bekerja sebagai penjual bakso di Jakarta. Ia rutin menengok keluarga di kampung sekali dalam 1-2 bulan. Hal yang sama dilakukan Ratmo (55) yang sudah berdagang Bakso di kawasan Tegal Parang, Mampang, sejak tahun 1975. Para pedagang kecil ini tidak tahu-menahu soal masalah di balik pemanfaatan daging tak halal untuk dicampurkan ke dalam daging bakso. Yang diketahui mereka adalah harga daging sapi melonjak naik, entah apa penyebabnya.

Nuryanto dkk tak tahu menahu soal keluhan Asosiasi Pengusaha Pemotongan Hewan Indonesia (APPHI) terkait kelangkaan pasokan daging sapi. Apalagi soal sinyalemen bahwa kelangkaan pasokan daging sapi disengaja untuk memudahkan izin impor daging sapi. Yang pasti, mereka sudah berupaya menangani tingginya harga daging sapi secara positif. Ayam potong menjadi pilihan untuk menambal kebutuhan daging sapi sebagai bahan dasar olahan bakso.

"Kami beli daging ayam broiler dari supermarket," terang Darmin.

Namun, imbas perbuatan beberapa usaha penggilingan daging telah menyebabkan upaya mereka terasa sia-sia. Dagangan yang dipasarkan dengan cara berkeliling sambil mendorong gerobak dari sekitar pukul 12.00 atau 13.00 siang hingga tengah malam bahkan subuh itu tidak lagi bisa habis terjual. Mereka pun teringat pada sosok yang pernah menyambangi pondokan belasan pedagang bakso itu beberapa bulan lalu. Nuryanto dkk tidak ingin menggantungkan harapan berlebihan pada Jokowi yang harus mengurusi Ibukota RI dengan segala problematikanya.

"Dia sudah kami kenal sejak memimpin Solo dulu. Kami tidak mengharapkan bantuan modal. Kalau berkenan ya kami dikasih pukat aja buat usaha," ujar Darmin.

Darmin menjelaskan, pukat yang dimaksudnya adalah lokasi usaha khusus, lokasi binaan, yang bisa dimanfaatkan ia dan teman-temannya untuk berdagang. Dengan lokasi tersebut, mereka tidak perlu lagi berkeliling di jalan-jalan Jakarta ataupun menggelar dagangan di depan perkantoran dan persekolahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com