Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Khusus dengan Uskup Agung Jakarta

Kompas.com - 24/12/2012, 23:50 WIB
S Jumar Sudiyana, Wartawan Radio Sonora

Penulis

Akhir-akhir ini marak berita tentang perilaku para pejabat yang malah mengumbar kesenangan duniawi seperti perilaku korupsi, poligami, kekerasan rumah tangga, bukan malah memikirkan bagaimana mengentaskan masalah sosial, kemiskinan dan lingkungan hidup?

Perlu dibedakan antara moral pribadi dan moral pejabat publik tetapi keduanya tidak serta-merta bisa dipisahkan. Semestinya pejabat publik itu mumpuni keduanya, secara moral pribadi terpuji dan moral publik teruji. Hal ini tergantung bagaimana orang memandang suatu kekuasaan.

Semestinya semakin tinggi jabatannya, semakin luas wilayah pengabdiannya. Sekarang ini sudah terbalik. Mendapatkan jabatan untuk memperkaya diri dan kepentingan sendiri saja.

Walaupun ada uji kelayakan dan uji kepatutan (fit and proper test) tidak menutup kemungkinan adanya praktek jual beli, dan membayar sejumlah uang agar lolos seperti cerita koran, dan itu merupakan tantangan nyata dan kita harus belajar banyak, sehingga kedepannya semua menyadari, akan proses untuk menjadi lebih baik.

Bagaimana gereja memandang tentang pendidikan karakter bangsa, yang semakin hari nilai budi pekerti dan moral semakin luntur?

Pertanyaan diatas sangat jelas tetapi jawabannya yang susah. Memang di balik itu semua ada realitas yang komplek. Sekarang ini ada istilah de-tradisionalisasi yang artinya nilai yang dulu ketika saya masih muda tradisi dijunjung tinggi. Namun kondisi tersebut saat ini jadi terbalik karena dulu nilai tradisi mulia saat ini dianggap ketinggalan jaman.

Tidak mudah untuk sekedar menjawab pertanyaan dengan menambah budi pekerti dan pelajaran agama. Karena jatidiri seseorang dalam berbagai masa zaman berbeda, dulu saat masyarakat terkekang untuk berpikir, orang akan berkata saya berpikir maka saya ada.

Tetapi saat ini sudah lain, di mana saya belanja saya ada, sehingga jatidiri, identitas dan harga diri ditentukan oleh berapa banyak saya belanja dan apa yg saya belanjakan. Orang tidak enggan belanja ratusan juta rupiah untuk sekedar membeli merek.

Realitas ini dijawab sederhana tetapi para ahli pendidikan harus berpartisipasi untuk masalah pendidikan ini.

Secara konseptual maka dari sudut pandang Gereja Katolik, bisa dianalogikan Jika saya berbelarasa maka saya ada, seperti salah satu nas Kitab Suci Yesus berkata, " Hendaknya kamu berbelarasa, seperti halnya Bapamu di sorga mengasihimu." Itulah sejatinya jatidiri Orang Kristiani.

Selamat Natal 20012 dan Tuhan Beserta Kita!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

    KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

    Nasional
    Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

    Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

    Nasional
    KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

    KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

    Nasional
    KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

    KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

    Nasional
    Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

    Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

    Nasional
    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Nasional
    Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

    Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

    Nasional
    Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

    Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

    Nasional
    Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

    Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

    Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

    Nasional
    Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

    Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

    Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

    Nasional
    BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

    BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

    Nasional
    Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

    Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

    Nasional
    Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

    Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com