Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Buka Tutup di Jalur Selatan Sebabkan Kemacetan

Kompas.com - 07/01/2013, 22:06 WIB
Gregorius Magnus Finesso

Penulis

CILACAP, KOMPAS.com - Penerapan rekayasa lalu lintas dengan sistem buka tutup dalam penanganan longsor jalur selatan di ruas Desa Panulisan, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menyebabkan kemacetan di ruas jalan nasional tersebut. Kemacetan pada saat lalu lintas padat bahkan bisa mencapai dua kilometer.

Ujang Sukmana, supir travel Cipaganti trayek Bandung-Purwokerto, Senin (7/1/2013) menginformasikan, kemacetan terjadi akibat polisi memberlakukan sistem buka tutup karena material longsoran masih dibersihkan dari tepi jalan. Petugas Bina Marga Jateng wilayah Cilacap khawatir, jika lalu lintas dibuka dua arah akan memperlambat pembersihan material.

"Kemacetan juga dimanfaatkan banyak 'polisi cepek' atau pengemis yang mendadak banyak muncul di sekitar lokasi," ujar Ujang.

Setelah sempat ditutup akibat tertimbun longsor sejak Kamis lalu, ruas jalur penghubung Cilacap-Kota Banjar Jawa Barat mulai dibuka MInggu siang dengan sistem buka tutup. Meskipun demikian, masih banyak kendaraan memanfaatkan jalur alternatif melalui ruas Langgensari-Ciopat-Kota Banjar dari arah timur dan sebaliknya.

Namun demikian, menurut Jajang, jalur alternatif sempit sehingga sebagian pengemudi memilih mengantre untuk melintasi jalur utama. "Lama antrean bisa sampai 30 menit," tuturnya.

Di sisi lain, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Wasi Ariyadi mengatakan, sistem buka tutup lalu lintas mengakibatkan penanganan longsor kurang maksimal karena ada kendaraan yang lewat. Operator alat berat harus berhati-hati saat mengeruk sisa material longsoran di tepi jalan.

Selain membuang material longsoran dari tepi jalan, juga membuat terasering pada bukit di selatan jalan sebagai antisipasi terjadinya longsor susulan. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com