Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Putuskan Buat Sodetan

Kompas.com - 21/01/2013, 03:27 WIB

Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto meminta, pusat dan DKI Jakarta fokus pada pembuatan Waduk Ciawi dan sodetan antara Sungai Ciliwung dan Kanal Timur.

”Hasil pertemuan antara Wapres dan Pemprov DKI Jakarta, UKP4 juga diundang, untuk penanganan banjir dari sisi infrastruktur selain yang telah dan sedang berjalan, mengerucut pada pembuatan Waduk Ciawi dan sodetan,” kata Kuntoro.

Waktu yang tepat

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengatakan, penanggulangan bencana akan efektif jika ada kebijakan yang tepat saat ini. Alasannya, pihak yang biasanya memiliki kepentingan pribadi tidak memiliki banyak pilihan selain bertindak untuk kepentingan masyarakat.

Indonesia memiliki uang dan orang sebagai modal untuk memperbaiki kondisi yang ada. Ketika tidak ada bencana, modal itu tidak banyak digunakan untuk kepentingan publik, tetapi malah dipakai untuk kepentingan pribadi, partai, atau kelompok masing-masing.

”Dibutuhkan pemimpin yang bisa mengarahkan kekuatan ini. Yang terjadi sekarang, setiap kelompok bergerak sendiri langsung ke lapangan. Tetapi, langkah mereka tidak disatukan dan tidak ada perencanaan strategis. Di sinilah perlu peran Presiden,” kata Rhenald.

Nana M Arifjaya, tenaga ahli Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum-Ciliwung yang juga dosen Hidrologi Daerah Aliran Sungai pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, mengatakan, dalam dokumen rencana aksi tahun 2007 sudah dicantumkan mengenai program membangun 298 dam penahan dan 66 dam pengendali di aliran Sungai Ciliwung hulu.

Anggaran yang dibutuhkan untuk membuat satu dam penahan sekitar Rp 15 juta, sedangkan dam pengendali berkisar Rp 200 juta-Rp 300 juta per unit. Total anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 25,4 miliar selama 5 tahun berjalan.

Kedua jenis dam itu diestimasi mampu menahan 6,5 juta meter kubik air atau sekitar 21,6 persen dari total volume Ciliwung hulu pada posisi puncak. Selain itu, pembangunan 546.096 sumur resapan dengan 62.893 sumur di antaranya berada di Ciliwung hulu juga diprogramkan. Namun, kata dia, saat ini baru terbangun sekitar 1.000 sumur, yakni 800 sumur di DKI dan 200 sumur di Ciliwung hulu.

”Sekarang itu yang terpenting realisasi rencana aksi. Dokumen dan penelitian sudah banyak sekali,” katanya sambil menambahkan dokumen serupa pernah disusun tahun 2003 dan 2011.

Sampai kemarin, total korban meninggal akibat banjir di DKI 20 orang: Jakarta Barat 8 orang, Jakarta Timur 4, Jakarta Utara 4, Jakarta Selatan 2, dan Jakarta Pusat 2. Sementara itu, di Bekasi, jumlah korban meninggal 5 orang dan di Tangerang 2 orang. (NEL/FRO/ARN/RYO/ GAL/ATO/NDY/K05)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com