Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Jokowi Lebih Suka "Blusukan" daripada di Kantor?

Kompas.com - 22/01/2013, 20:37 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk menyelesaikan permasalahan Ibu Kota yang sangat kompleks, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Jokowi mengaku, ia bukan tipe pemimpin yang senang duduk di belakang meja, menerima laporan dan menandatangani laporan. Ia lebih suka mencari masalah dan menyelesaikannya segera.

"Kalau kita blusukan ke kampung itu ingin menggali problem dan masalah yang ada di masyarakat. Saya datang ke sana juga enggak awur-awuran, kok," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Selasa (22/1/2013).

Ia menegaskan, dengan blusukan dirinya dapat memahami persoalan dan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat untuk menyelesaikannya. "Kami ingin tahu persoalan yang ada sehingga bisa diselesaikan. Kami blusukan tidak hanya untuk menggali persoalan, tetapi juga menyelesaikannya. Kalau tidak bisa menyelesaikannya, ya, tidak usah ke sana," kata Jokowi.

Ia menceritakan, persoalan yang ia selesaikan dengan manajemen blusukan, misalnya, mengenai kewarganegaraan warga Tanah Merah, Jakarta Utara. Di daerah itu warga mengaku sulit mendapatkan KTP DKI. Jokowi pun berkali-kali datang menemui warga dan berkomunikasi dengan Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono. Akhirnya, RT dan RW dibentuk di daerah itu dan warga bisa membuat KTP.

Permasalah lain adalah soal pompa air di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Warga di sana mengeluh pompa air rusun rusak sehingga aliran air tidak bisa naik ke atas. Warga juga mengeluh soal cat tembok rusun yang lusuh dan mengelupas. Saat itu juga Jokowi memerintahkan Dinas Perumahan DKI Jakarta untuk segera membetulkan pompa dan mengecat ulang rusun tersebut.

"Sekarang coba dilihat, pompa airnya sudah baru semua. Jadi, masalah kecil-kecil inilah yang memang harus diselesaikan. Kalau enggak ditangani, bisa menjadi persoalan yang besar," katanya.

Di Rusun Marunda, Jakarta Utara, Jokowi mendapatkan, dari 26 blok yang ada, hanya tujuh blok yang ditempati. Sisanya, 19 blok, dibiarkan tidak terawat. Ia segera memerintahkan pengelola rusun untuk memperbaiki 19 blok yang kosong. Hingga saat ini sudah tiga blok yang selesai diperbaiki. Sisanya akan selesai di akhir tahun 2013.

"Ya memang itulah yang saya kerjakan selama ini. Jadi, ya ngapain saya diam di kantor hanya teken surat. Kalau itu setengah jam saja juga sudah rampung. Karena tugas saya memang melihat persoalan riil di lapangan yang kemudian diselesaikan. Kalau di kantor, pasti saya akan terjebak rutinitas," katanya.

Jokowi mengaku, ia tidak pusing dengan kompleksnya masalah di Jakarta. Banjir yang sedang dihadapinya pun tidak membuatnya stres. Ia mengaku sudah terbiasa menangani masalah perkotaan sejak menjabat Wali Kota Solo delapan tahun lalu.

"Enggak ada masalah yang bikin pusing. Persoalan di kota sama saja, size-nya saja yang berbeda. Pokoknya jurus saya adalah merencanakan program lalu saya kontrol langsung dan eksekusi," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com