Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Citibank PHK Karyawan

Kompas.com - 28/01/2013, 08:09 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Citibank Indonesia membenarkan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sekitar 100 karyawannya. Kini, masalah tersebut sedang dalam tahap penyelesaian. Country Corporate Affairs Head Citibank Indonesia Agung Laksamana menjelaskan, langkah PHK tersebut diambil karena menjadi bagian dari restrukturisasi atas hasil proses evaluasi bisnis yang dilakukan perseroan di Indonesia.

"Ini juga dilakukan demi peningkatan produktivitas kami di Indonesia. Ini juga sekaligus memperbaiki strategi bisnisnya," kata Agung kepada Kompas.com di Jakarta, Senin (28/1/2013).

Menurut Agung, Citi secara konsisten melakukan proses evaluasi strategi guna meningkatkan produktivitas bisnis, proses operasional, alokasi sumber daya, serta optimalisasi layanan konsumen di Indonesia. Langkah ini sesuai dengan tujuan strategi bisnis Citibank guna memberikan hasil yang optimal di setiap lini bisnis. Hasil dari evaluasi ini memang diakui memberikan dampak pada sejumlah posisi di bank.

Pihaknya juga telah melakukan beberapa upaya seperti penempatan sejumlah pegawai dengan posisi yang terkena dampak ke posisi lain di bank.

"Namun demikian, tetap tidak dapat dihindari terjadinya pengakhiran kontrak kerja yang diakibatkan oleh adanya posisi yang hilang akibat langkah restrukturisasi ini. Intinya adalah hal ini merupakan bagian dari proses evaluasi bisnis yang kami lakukan demi peningkatan produktivitas Citi di Indonesia," tambahnya.

Imbasnya, pada akhir Februari 2013 ini akan ada dua kantor cabang Citibank yang harus ditutup karena merupakan cabang dengan aktivitas nasabah yang cukup kecil, yaitu Jakarta dan Surabaya. Oleh karena itu, pihaknya mengalokasikan dan memfokuskan pada cabang-cabang dengan aktivitas nasabah yang besar. Oleh karena itu, ada beberapa posisi yang hilang akibat proses restrukturisasi bisnis tersebut.

Sejak awal, Citi telah melakukan berbagai usaha untuk mengalokasikan karyawan yang posisinya hilang ke posisi lain di bank sesuai dengan kapabilitas dan pengalaman mereka. Namun, bagi yang tidak dan mengalami posisi yang hilang kemudian ditawarkan pensiun dini (golden handshake). 

Terkait penyelesaian dengan pihak karyawan, pihaknya memastikan bahwa hingga saat ini sudah 99 persen karyawan menerima program restrukturisasi ini (golden handshake program) dengan sangat baik.

Seperti diberitakan, 100 karyawan yang di-PHK mulai dari tingkat pertama hingga kepala bagian yang semuanya pekerja lokal. Saat ini, Citibank memiliki 2.200 tenaga kerja, baik asing maupun lokal.

Pihak karyawan juga tidak menerima bonus dan tunjangan cuti seperti yang dijanjikan walau terikat Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Salah satu karyawan, Jauhar, mengaku hanya menerima bonus Rp 2 juta-Rp 3 juta. Padahal, seharusnya minimal satu kali gaji, mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 16 juta. Karyawan yang memperoleh bonus secara penuh hanya setingkat direksi, executive vice president (EVP), dan senior vice president (SVP).

Namun, Agung membantah bahwa pihaknya hanya memberikan kompensasi sebesar itu. "Hal tersebut tidak benar," tambahnya.

Pihaknya dapat memastikan bahwa segala sesuatunya dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta ketentuan yang tertera pada perjanjian kerja karyawan. Bahkan Citi memberikan di atas ketentuan tersebut.

Pihaknya juga memastikan bahwa strategi Citi di Indonesia adalah jangka panjang dan Indonesia adalah pasar yang sangat penting bagi Citi. "Bahkan, Indonesia merupakan salah satu dari 16 negara berkembang prioritas di mana kami akan terus melakukan investasi bisnis, investasi pada pegawai, serta investasi pada setiap peluang yang berpotensi pada pertumbuhan bisnis," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com