Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perampok Bersenjata Api Masih Mengintai Warga

Kompas.com - 05/02/2013, 03:31 WIB

Perampokan di wilayah Polda Metro Jaya kembali marak. Bahkan, dalam dua pekan ini saja terjadi dua perampokan bersenjata api dengan sasaran pegawai stasiun pengisian bahan bakar untuk umum yang membawa uang setoran ke bank di wilayah Jakarta Timur.

Kedua perampokan itu terjadi hari Senin. Dari setiap kejadian itu, pelaku merampas uang tak kurang dari Rp 300 juta.

Peristiwa terakhir terjadi di depan pintu masuk Bank Mandiri Kantor Cabang Pembantu Puri Sentra Niaga, Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Senin (4/2). Pelaku yang diperkirakan berjumlah empat orang dengan berboncengan dua sepeda motor merampas tas berisi uang Rp 317,5 juta dari tangan seorang pegawai SPBU di Cipinang Indah, Andang Saefulloh (50), yang baru saja tiba di depan pintu masuk bank.

Sebelumnya, pada Senin, 21 Januari, juga terjadi perampokan bersenjata api yang menimpa karyawan SPBU yang membawa uang setoran sebesar Rp 636,4 juta di SPBU 34-13208, Jalan Rawamangun Muka, Pulogadung. Pelaku berjumlah empat orang dan juga berboncengan dua sepeda motor.

Tren pencurian dengan kekerasan di wilayah Polda Metro Jaya juga tampak meningkat selama tiga tahun terakhir, yang meliputi penodongan, perampasan, perampokan, dan pembajakan. Tahun 2010 dan 2011 masing-masing ada 931 kasus. Tahun 2012, jumlahnya meningkat menjadi 1.115 kasus.

Tak hanya bertambah dalam jumlah, pelaku kejahatan ini juga semakin berani dan kejam serta tak segan melukai korban. Dalam perampokan karyawan SPBU di depan Bank Mandiri KCP Puri Sentra Niaga yang baru saja terjadi, misalnya, salah seorang pelaku melepaskan tembakan ke arah korban meski peluru yang diletuskan meleset dan mengenai tembok kantor bank.

Menurut beberapa saksi, perampokan itu terjadi sekitar pukul 09.00. Seorang saksi, UY (50), mengungkapkan, awalnya korban tiba di depan kantor Bank Mandiri diantar mobil Daihatsu Gran Max yang dikemudikan DD. Baru saja turun dari mobil, korban langsung disatroni tiga dari empat pelaku yang datang dengan berboncengan sepeda motor Suzuki Satria.

Seorang pelaku langsung turun dari sepeda motor dan merampas tas berisi uang milik korban. Sempat terjadi tarik-menarik antara korban dan pelaku. Untuk melancarkan aksinya, salah seorang pelaku melepaskan tembakan ke arah korban, tetapi beruntung peluru hanya mengenai tembok kantor bank. ”Pelaku yang berusaha merampas tas korban juga mendorong korban sehingga korban terjatuh,” kata UY.

Saksi lain, Wl (22), melihat seorang pelaku yang tidak ikut beraksi menunggu di luar areal parkir ruko dengan mengendarai sepeda motor Honda Revo. Pelaku itu langsung memacu sepeda motornya setelah tiga kawannya merampas tas korban dan keluar dari areal parkir ruko.

”Satu pelaku itu langsung membuntuti tiga pelaku lain yang berboncengan satu sepeda motor. Sampai di dekat Rumah Sakit Harum, satu dari tiga pelaku yang berboncengan pindah ke motor kawannya yang mengendarai sepeda motor sendirian. Setelah itu mereka pergi ke arah Cawang,” ujar Wl yang sempat mengikuti pelaku.

Untuk pemeriksaan lebih lanjut, dibawa penyidik dari Polda Metro Jaya. Menurut Kepala Polsek Makasar Komisaris Sutarjo, pihaknya telah meminta rekaman kamera CCTV yang terpasang di dekat pintu kantor Bank Mandiri. ”Tim penyidik sedang mendalami kasus ini untuk mengungkap pelaku,” ujarnya.

Siswa merampok

Di Bekasi, perampokan terjadi di kalangan siswa sekolah. DH (16), siswa SMK Negeri 1 Cibitung, Kabupaten Bekasi, menjadi tersangka perampok dan penganiaya adik kelasnya, Kunto Aji Suryo (15), siswa kelas I. Perampokan itu terjadi di lapangan sepak bola RT 001 RW 06 Cibuntu, Cibitung, Sabtu lalu sekitar pukul 14.00.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bekasi Kabupaten Komisaris Dedy Murti Haryadi mengatakan, DH mengaku merampok adik kelasnya atas perintah C, siswa kelas III SMK Negeri 1 Cibitung yang ditakuti karena tidak segan berkelahi dengan siapa pun.

Kepada penyidik, DH, siswa asal Pacitan, Jawa Timur, mengatakan terpaksa memenuhi perintah C karena takut akan dianiaya di sekolah.

Saat mengantar C dengan sepeda motor Yamaha Mio merah pinjaman dari korban, DH diminta menunjukkan keberanian dengan menyerahkan sepeda motor tersebut. Bahkan, C meminjamkan pisau untuk melukai korban jika melawan.

Seusai mengantar C, DH menemui korban, mengajak pergi, dan dalam perjalanan, yakni di sebuah lapangan, tersangka memaksa adik kelasnya itu menyerahkan sepeda motor. Korban menolak, bahkan berkelahi dengan tersangka walaupun menjadi tidak berdaya akibat dilukai dengan pisau.

Korban yang terkapar ditemukan warga, Eko Hariyanto. Korban kemudian dibawa ke Klinik Handayani untuk dirawat. Korban bercerita ia dilukai dan sepeda motor dirampas kakak kelas. Informasi itu lalu diteruskan kepada petugas Polsek Cikarang Barat.

Sabtu sore, DH ditangkap polisi di simpang tiga Jalan Raya Cibuntu.

Di tempat lain, Kepala Polsek Metro Tamansari, Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar Maulana Hamdan mengatakan, Minggu pukul 01.00, pihaknya menangkap dua dari tiga perampok ”Kapak Putih”. Keduanya ditembak karena berusaha kabur.

Dari tangan tersangka, polisi menyita sebilah kapak putih, empat telepon seluler curian, dompet, dan sepeda motor. (MDN/WIN/BRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com