Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMLEK, Melanjutkan Tradisi Leluhur

Kompas.com - 08/02/2013, 03:16 WIB

Rekannya, Renata Keishia (17), mengakui, semakin bertambah umur semakin sedikit angpau untuk mereka. ”Tambah seret, lebih enak waktu kecil, angpaunya banyak. Biasanya kami menghabiskan angpau untuk makan bersama temanteman. Makanya, sebelum Imlek kami survei tempat makan yang enak dan murah,” katanya.

Baju baru

Yessica menambahkan, setiap menjelang Imlek, sang ibu membelikan tiga setel pakaian. Tahun ini dia baru mendapat satu. ”Kata ibu, dua setel lagi utang. Ibu berjanji membelikan sisanya lain waktu. Bagi saya, tidak apa-apa karena baju yang bagus kan tidak murah,” kata Yessica.

Siswa SMAN 2 Jakarta lainnya, Benna Della (17), berkomentar, keluarganya selalu merayakan Imlek. Namun, karena mereka beragama Kristen, acara Imlek lebih bertujuan mempererat silaturahim dengan saudara dan kerabat.

Lain halnya dengan Steven Rabuwo (17), siswa kelas XII SMA Kristen Tarsisius 1 Jakarta Pusat. Setelah berkumpul dan makan bersama keluarga besar, mereka ke wihara di Mangga Besar untuk sembahyang leluhur saat menjelang tengah malam.

”Kami merayakan, tetapi saya tidak hafal seluruh ritual dan hidangan yang harus ada,” kata Steven.

Begitu pula dengan Steven Reynaldo (15), siswa kelas X Bina Nusantara International School Jakarta. ”Imlek adalah tradisi dari leluhur kami,” katanya.

Di keluarga besar Mohammad Lavian Magribi, siswa kelas X SMA Muhammadiyah Jakarta, Imlek adalah ajang silaturahim. Keluarga besarnya merupakan campuran Betawi dan Tionghoa. Namun, dia tidak lagi selalu berkumpul dengan seluruh keluarga besar saat Imlek karena lebih suka bersama teman-temannya. Satu hal yang pasti, dia tidak pernah menolak angpau.

Wakil Kepala SMAN 2 Jakarta Totok Sugiarto mengatakan, semula sekolah itu untuk warga Tionghoa. Kini tidak lagi meski mayoritas siswa adalah warga Tionghoa. Dari total 757 siswa, 80 persen adalah anak-anak Tionghoa dari bnayak daerah.

Di sekolah itu, dulu ada ekstrakurikuler (ekskul) barongsai. Saat ini ekskul itu tidak ada karena tiada siswa yang melanjutkan kegiatan tersebut. ”Tetap saja banyak yang ingin menyewa barongsai dari sekolah ini. Kami menyanggupi karena banyak siswa yang mengikuti kesenian barongsai di luar sekolah,” kata Totok.

Perayaan Imlek turut mewarnai Indonesia yang sejak dulu penuh warna dalam semua sisi. Menegaskan keragaman dan keindahan Indonesia. (TIA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com